Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BNI) mengatakan pihaknya mematok pertumbuhan kredit kepegawaian atau payroll loan 18% pada akhir tahun.
Direktur Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo menyebut sampai dengan semester I, subsegmen konsumer perseroan ini mengalami peningkatan cukup signifikan. Berdasarkan paparan kinerja semester I 2017, pertumbuhan kredit kepegawaian BNI tumbuh signifikan 66,9% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 11,07 triliun.
Jumlah tersebut mengalami peningkatan hingga Rp 4,43 triliun dalam satu tahun dari pencapain semester I 2016 sebesar Rp 6,63 triliun. "Nasabah payroll di BNI itu 1,8 juta. Kami targetkan akhir tahun ini sekitar 18% pertumbuhannya," ujar Anggoro saat ditemui di Jakarta, Rabu (2/8).
Jika dirinci berdasarkan debiturnya, mayoritas kredit kepegawaian atau kredit tanpa agunan (KTA) BNI masuk ke perusahaan swasta dengan komposisi 38,6% dari total kredit. Sementara itu, perusahaan BUMN maupun lembaga negara menyumbang 25,8% dari total penyaluran KTA perseroan.
Lebih lanjut, bank berlogo 46 ini mengatakan pihaknya akan terus mendorong segmen tersebut. Menurut Anggoro, selain potensi yang masih luas, kredit kepegawaian juga memiliki tingkat resiko yang kecil.
Hal ini tercermin dari rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) kredit kepegawaian BNI yang hanya sebesar 0,8% di akhir Junji 2017. Meski begitu, rasio tersebut mengalami kenaikan tipis dibanding akhir Juni 2016 yang sebesar 0,5%.
Untuk mendorong produk yang diberi nama BNI Fleksi ini, bank bersandi emiten BBNI ini pun akan memanfaatkan teknologi digital, salah satunya melalui layanan kredit digital BNI (digital loan).
"Orang-orang yang gajinya dibayar melalui BNI, kami berikan kredit, jadi nanti angsurannya dipotong melalui gaji, resikonya lebih rendah," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News