kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BPD harus kembali cari tambahan modal


Kamis, 16 April 2015 / 13:42 WIB
BPD harus kembali cari tambahan modal
ILUSTRASI. Pabrik semen Dynamix produksi PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB). INTP dan SMBR Bukukan Kinerja Paling Menarik di Antara Industri Semen di Kuartal III.


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Sebagian Bank Pembangunan Daerah (BPD) masih jor-joran membagikan dividen bagi pemegang saham. Strategi permodalan mereka pun dipertanyakan.

Padahal, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengimbau agar dividen yang dibagikan BPD maksimal 30%. Namun imbauan itu ternyata tidak diindahkan.

Semisal, BPD Jawa Timur (Bank Jatim) yang tetap mematok dividen 66,5%, meski turun dari periode sebelumnya 73,5%. Walau dari sisi rasio sedikit turun, namun nominal dividen yang dibagikan malah semakin besar, yaitu Rp 624,49 miliar dari sebelumnya Rp 605 miliar.

Hal ini karena pertumbuhan laba bersih sebesar 14%. "Mengacu aturan Basel III, perkiraan rasio kecukupan modal (CAR) kami di akhir tahun sekitar 20%," ucap Ferdian Satyagraha, Manajer Hubungan Investor Bank Jatim, Senin (13/4).

Ke depan, Bank Jatim akan mengandalkan pertumbuhan laba lebih tinggi, ketimbang pertumbuhan dividen. Hingga Februari 2015, modal inti Bank Jatim tercatat berjumlah Rp 5,35 triliun.

Demikian halnya dengan BPD Jawa Barat dan Banten (BJB) yang membagikan dividen Rp 694,25 miliar, atau setara 63% dari laba bersih 2014. Agus Mulyana, Sekretaris Perusahaan BJB bertutur, telah mengusulkan rasio dividen 30%, namun akhirnya pemodal meminta 63%.

Kini, rasio CAR BJB bernilai 15,4%–15,6% dengan ekuitas sebesar Rp 6 triliun. "Untuk memperkuat struktur permodalan, BJB berencana menyesuaikan rasio dividen atau melakukan rights issue di 2016 mendatang," ujar Agus.

Sedangkan, rasio dividen BPD DKI Jakarta (Bank DKI) juga masih tergolong besar. Eko Budiwiyono, Direktur Utama Bank DKI mengatakan, rasio dividen yang diminta sebesar 56,5% atau setara Rp 263 miliar. "Ke depan, kami akan meminta suntikan modal dari Pemerintah DKI dan juga melakukan penawaran saham perdana (IPO) untuk memperkuat modal," jelas Eko.

Heru Kristiyana, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan IV OJK menegaskan, telah meminta pengendali BPD menurunkan rasio dividen. Hal itu agar modal BPD  kuat dan akhirnya bisa bersaing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×