Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |
JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) menyatakan rencananya untuk naik kelas berdasarkan Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU).
"Kami ingin keluar dari BUKU 1," ujar Direktur Utama BRI Agro Heru Sukanto, Rabu, (3/4).
Untuk dapat naik ke BUKU 2 yang memiliki ketentuan modal minimal Rp 1 triliun, BRI Agro kira-kira membutuhkan tambahan modal Rp 650 miliar. Hingga akhir 2012, modal inti BRI Agro berada di posisi Rp 353,3 miliar. Jumlah tersebut hanya meningkat 15,6% dari tahun sebelumnya Rp 305,4 miliar.
Heru menyebut, pekan depan BRI Agro akan melakukan pertemuan dengan pemegang saham untuk membahas hal ini. Perlu diketahui, 79,78% saham BRI Agro merupakan milik PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Lalu 14% dipunyai Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun). Sisanya, 6,22% dimiliki publik.
Capital Adequacy Ratio BRI Agro tahun lalu sudah cukup tinggi, 14,8%. Lalu pada akhir tahun ini, dengan penambahan modal, Heru berharap posisi CAR bisa mencapai 26%.
Demi penambahan modal itu pun, BRI Agro tidak membagi dividen dari raihan laba tahun lalu, Rp 33 miliar. Bahkan, bank ini sudah tidak membagi dividen sejak 2006. "Kami ada rencana penguatan bisnis," sebut Heru.
Tahun ini, BRI Agro sudah memiliki rencana untuk memperbaiki sistem teknologi informasi inti, pembelian gedung, dan sewa infrastruktur. Dana yang sudah dialokasikan untuk ekspansi tersebut yakni Rp 40 miliar.
Kemudian, bank yang berfokus di kredit agribisnis ini berencana membuka 4 jaringan baru. Salah satunya di Sidoarjo sehingga dapat menjadi portfolio. Heru menyebut, BRI Agro tidak akan langsung menambah banyak jaringan karena melihat realitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki.
Tahun lalu, aset BRI Argo tumbuh 17,6% dari Rp 3,4 triliun menjadi Rp 4 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News