Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga akan menurunkan suku bunga deposito, seiring langkah Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memangkas suku bunga penjaminan sebesar 50 bps menjadi 5,5%. Namun, BRI belum memutuskan besaran penurunan suku bunga deposito.
Direktur Keuangan BRI Achmad Baequni beralasan, penurunan tidak semata-mata berdasarkan LPS rate. Acuan penurunan bunga deposito menurutnya ada tiga, yakni BI rate, LPS rate, dan kondisi likuiditas di pasar.
"BI rate dan LPS rate sudah turun. Likuiditas sekarang kita lihat juga masih bagus. Intinya kita melihat ke arah penurunan. Yang jelas, setinggi-tingginya LPS rate, bunga deposito yang kami umumkan di papan, biasanya di bawah itu," papar Baequni, Rabu (14/3).
Menanggapi adanya kekhawatiran nasabah akan menarik dana bila suku bunga deposito turun, BRI mengaku menyiapkan strategi jangka panjang dengan tetap membuka outlet untuk menghimpun dana pihak ketiga (DPK). BRI juga terus mengembangkan proyek berbasis teknologi informatika untuk meningkatkan pelayanan ke nasabah.
"Selain itu, kami akan menumbuhkan fee based income, jadi tidak semata-mata mengandalkan pendapatan bunga," ungkap Baequni.
Secara bertahap, BRI bakal menurunkan porsi pendapatan bunganya sehingga tercapai komposisi ideal dengan fee based income. Untuk saat ini, BRI akan mengupayakan kontribusi fee based income terhadap total pendapatan sebanyak 10%.
"Sekarang total fee based income masih di bawah 10%. Berbeda dengan bank yang lain, kami ini banyak di mikro," imbuh Baequni.
Berdasarkan laporan keuangan 2011, fee based income BRI tumbuh 19,72% dari Rp 2,8 triliun menjadi Rp 3,4 triliun. Tahun ini BRI mengincar pertumbuhan fee based income minimal 20% dibandingkan 2011.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News