kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BRI bersih-bersih kredit bermasalah UKM


Jumat, 12 Mei 2017 / 09:37 WIB
BRI bersih-bersih kredit bermasalah UKM


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) belum dapat terlepas dari jeratan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di segmen kredit kecil dan menengah (UKM). BRI masih mencatat NPL tinggi di kedua segmen kredit tersebut sejak kurun waktu lima tahun terakhir hingga per Maret 2017.

Berdasarkan laporan keuangan, BRI mencatat rasio NPL kredit kecil sebesar 3,91% per kuartal I-2017 atau naik 13 bps dibandingkan posisi 3,78% di kuartal I-2016. Kemudian, NPL kredit menengah mencapai 7,35% per kuartal I-2017 atau naik 66 bps dibandingkan posisi 6,68% di kuartal I-2016.

Direktur Mikro BRI Mohammad Irfan mengakui rasio NPL pada kedua segmen tersebut sempat menanjak di kuartal I-2017 namun mulai turun di bulan April. Misalnya, per April 2017, rasio NPL untuk kredit kecil terjaga di level 2,5% dan rasio NPL kredit menengah di kisaran 4,5%.

Perbaikan kredit bermasalah tersebut karena andil peningkatan penyaluran kredit UKM pada bulan April 2017.

Bank BUMN ini mencatat kredit kecil tumbuh 17,54% per April 2017 atau lebih rendah dari pertumbuhan 21,70% di Maret 2017. Sedangkan, serta kredit menengah tumbuh 13,71% di April 2017 atau lebih tinggi dari pertumbuhan 10,27% di bulan Maret 2017.

Irfan menambahkan, pihaknya terus berusaha menekan laju NPL di kedua segmen tersebut. Caranya, BRI melakukan bersih-bersih kredit bermasalah di kredit UKM dengan cara memitigasi risiko sejak dini, lebih selektif dalam memberikan kredit kepada nasabah dan sektor, serta mengutamakan debitur lama sebagai penerima kredit.

"Kami menargetkan rasio kredit bermasalah untuk kredit UKM maksimal 3%," tambah Irfan.

Kendati NPL kedua segmen tersebut tak kunjung surut, namun secara keseluruhan rasio NPL BRI turun 6 bps menjadi 2,16% per kuartal I-2017 dibandingkan sebesar 2,22% di kuartal I-2016.

Bank pelat merah ini mencatat penyaluran kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mencapai Rp 437 triliun sampai dengan April 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×