Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Dupla Kartini
YOGYAKARTA. Upaya PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mendukung pemerintah mempercepat inklusi keuangan di Indonesia terus berlanjut. Bertempat di SMK Negeri 2 Yogyakarta dan SMP Negeri 6 Yogyakarta, Rabu (19/10), BRI bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia meresmikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Plus.
Peresmian KIP Plus di kota pelajar tersebut merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden Joko Widodo untuk menyalurkan dana bantuan sosial secara non tunai. Untuk mewujudkan percepatan inklusi keuangan, Program Indonesia Pintar (PIP) menyediakan kartu KIP Plus bagi siswa SD, SMP, SMU dan SMK.
Dirjen Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Kemendikbud, Hamid Muhammad, menargetkan tahun ini sebanyak 17,29 juta kartu didistribusikan kepada siswa. Yogyakarta menjadi proyek percontohan peluncuran KIP Plus. "Ke depan akan ada 44 kota dan kabupaten lain yang siswanya akan memperoleh fasilitas serupa, dan akan terus bertambah," tutur Hamid.
Dari jumlah tersebut, BRI membidik penyaluran dengan porsi terbesar. "Kami menargetkan sekitar 15 juta kartu bagi siswa SD, SMP dan SMK," terang Kuswiyoto, Direktur Kelembagaan BRI.
Adapun sisanya merupakan tanggung jawab PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), untuk menyalurkannya kepada siswa SMU.
Sebagai catatan, KIP Plus yang difasilitasi BRI memiliki 3 fasilitas yang berbeda, yakni sebagai kartu debit private label, wallet dan kartu ATM BRI. Sebagai kartu debit private label, KIP Plus bisa digunakan siswa untuk berbelanja kelengkapan sekolah di merchant dan koperasi-koperasi sekolah yang menggunakan electronic data capture (EDC) BRI. Di Yogyakarta, ada sekitar 40 merchant yang telah bekerjasama dengan BRI.
Adapun dana yang digunakan untuk berbelanja kelengkapan sekolah tersebut berasal dari saldo awal pada wallet PIP, sesuai kuota dana PIP yang ditetapkan Kemendikbud. Nominalnya pun bervariasi berdasarkan tingkat pendidikan siswa yang bersangkutan.
Sebagai contoh, siswa SMP akan menerima dana sebesar Rp 375.000 saban bulan. Sedangkan siswa SMK akan memperoleh bantuan sebesar Rp 500.000 hingga Rp 1 juta per bulan yang ditransfer ke kartu KIP Plus siswa.
Dengan menggunakan KIP Plus, diharapkan para siswa lebih mengenal produk perbankan sejak dini dan menjadi sarana edukasi yang efektif untuk pengelolaan keuangan bagi siswa.
Tidak hanya itu, "Siswa penerima KIP Plus ke depan merupakan aset bagi pertumbuhan nasabah BRI," imbuh Kuswiyoto. Sebab, KIP Plus juga dapat dipakai sebagai sarana menabung bagi para siswa yang bisa diambil sewaktu-waktu melalui 69.552 agen BRILink, 10.628 Unit Kerja BRI dan 23.126 jaringan ATM BRI di seluruh Indonesia. Asyiknya lagi, KIP Plus bebas administrasi bulanan, sehingga tidak membebani siswa.
Aksi tersebut juga merupakan langkah pendorong BRI bagi pemberdayaan dan peningkatan daya saing koperasi sekolah menjadi agen BRILink.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News