Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Beberapa bank besar mengaku tertarik untuk ikut dalam sindikasi proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodetabek pada 2017 ini. Hal ini disebabkan karena proyek dengan total nilai Rp 23,3 triliun ini membutuhkan pendanaan diluar APBN salah satunya dari sindikasi perbankan.
Diperkirakan, porsi pembiayaan perbankan dalam proyek ini mencapai Rp 16,31 triliun. Nantinya Mandiri diperkirakan akan menjadi lead arranger dalam proyek LRT Jabodetabek.
Beberapa bank lain seperti BNI juga mengaku tertarik masuk sebagai anggota sindikasi. Terbaru adalah BRI yang menyatakan akan ikut serta dalam sindikasi ini.
Kuswoyoto, Direktur Kelembagaan BRI mengatakan nantinya bank berkode BBRI ini akan ikut serta dalam proyek LDR Jabodetabek ini. "Namun mengenai berapa kontribusi BRI dalam sindikasi ini masih belum ditentukan," ujar Kuswiyoto kepada Kontan, Kamis (16/2).
Terkait dengan proyek LRT Jabodetabek ini, kajian oleh konsultan masih berlangsung. Setelah kajian selesai nantinya BRI bisa menentukan berapa akan berkontribusi dalam proyek ini.
Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA mengatakan bahwa sebelum masuk dalam pembiayaan infrastruktur, bank akan mempelajari dua hal. Pertama adalah feasibility secara komersial.
"Sedangkan kedua adalah komitmen pemilim proyek jika terjadi overrun," ujar Jahja kepada Kontan.
Secarq umum Jahja menilai untuk LRT jika nantinya kapasitasnya terbatas dan harga mahal maka tidak akan terlalu banyak diminati masyarakat. Sebaliknya jika harga tiket terlalu murah maka proyek menjadi tidak feasible.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News