kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

BRI dan BNI beri keringanan ke debitur


Senin, 08 November 2010 / 09:58 WIB
BRI dan BNI beri keringanan ke debitur
ILUSTRASI. Jambo Kupi


Reporter: Roy Franedya, Steffi Indrajana | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Bencana alam yang melanda beberapa wilayah Tanah Air membuat perekonomian di daerah tersebut mandek. Alhasil, banyak debitur perbankan yang terancam gagal bayar karena tidak bisa memenuhi kewajibannya. Bank pelat merah, seperti Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank BNI akan memberikan keringanan, berupa penjadwalan ulang pembayaran cicilan kredit.

Direktur Utama BRI Sofyan Basir mengatakan, saat ini BRI tengah mengidentifikasi jumlah debitur yang terkena musibah letusan Gunung Merapi. Tugas tersebut diserahkan kepada sekretaris perusahaan BRI. "Berdasarkan perkiraan kami, kebanyakan yang terkena efek bencana Merapi ini berasal dari unit BRI Mikro dan Menengah," ujar Sofyan kepada KONTAN, Minggu (7/11).

Pertengahan November mendatang, BRI akan melaporkan kepastian jumlah debitur yang terkena musibah bencana Merapi dan nilai kreditnya kepada Bank Indonesia (BI) dan pemerintah.

Para debitur yang mengalami bencana alam akan mendapatkan semacam relaksasi berupa penjadwalan ulang pembayaran cicilan kredit. Pola ini mengacu pada bencana tsunami di Aceh tahun 2004 silam "Kami tidak mungkin menagih nasabah yang sedang ditimpa kemalangan. Itu namanya tidak manusiawi," tambah Sofyan.

Bank BNI pun tengah melakukan hal yang sama. Menurut Sekretaris Perusahaan BNI Putu Bagus Kresna, bank berlogo angka 46 ini tengah mengkaji keringanan untuk para debitur yang terkena dampak meletusnya Gunung Merapi. "Semuanya masih dalam proses dan dalam waktu dekat ini akan kami beritahukan bagaimana hasilnya," jelas Putu, Minggu (7/11).

Namun, dia belum bisa memastikan kapan bisa mengeluarkan keputusan keringanan tersebut. "Yang pasti dalam waktu dekat ini," tandasnya.

Bank BNI sudah mempunyai model atau acuan untuk menghadapi masalah ini. "Kami berkaca pada pengalaman gempa di Padang dan tsunami di Aceh," terangnya.

Perbankan sendiri juga menderita kerugian. Akhir pekan lalu, sejumlah bank terpaksa menutup kantor cabang mereka di daerah yang terkena dampak bencana letusan Gunung Merapi. BRI menutup enam kantor unit. Lima di antaranya kantor unit di Sleman dan satu unit di Boyolali. Bank Jateng dan Bank Central Asia (BCA) yang memiliki kantor cabang di Muntilan, Jawa Tengah, juga hanya beroperasi setengah hari akibat hujan abu vulkanik yang melanda wilayah tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×