kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

BRI: GWM averaging bikin likuiditas longgar


Selasa, 22 November 2016 / 20:38 WIB
BRI: GWM averaging bikin likuiditas longgar


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Bankir menyambut baik rencana Bank Indonesia memperkenalkan aturan Giro Wajib Minimum (GWM) averaging pada 2017 untuk perhitungan GWM Primer. Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengatakan, rencana GWM averaging baik sekali bagi bank sehingga bank akan lebih leluasa dalam mengelola likuiditas.

"Itu akan baik sepanjang rata rata terpenuhi," kata Haru, Selasa (22/11). Lanjutnya, di saat likuiditas lebih, maka bank bisa naikkan GWM untuk dapat memenuhi target rata-rata.

Informasi saja, gambarannya, selama ini bank harus memenuhi rasio GWM primer sebesar 6,5% setiap waktu. Nah, dengan adanya GWM averaging ini membuat bank tidak harus menjaga rasio GWM primer mereka tetap sama atau 6,5% setiap hari. Pasalnya, BI akan mengubah perhitungan GWM primer melalui GWM averaging dengan membentuk skema waktu maintenance period.

Nantinya, GWM averaging ini sebagai perhitungan rata-rata GWM primer harus sesuai ketentuan waktu maintenance period yang ditentukan BI. Tujuannya agar bank dapat mengatur fleksibilitas likuiditas. Jadi bank tak perlu memenuhi GWM primer setiap hari, namun pemenuhan rasio GWM primer tetap harus terpenuhi sesuai maintenance period.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×