kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BRI: GWM averaging bikin likuiditas longgar


Selasa, 22 November 2016 / 20:38 WIB
BRI: GWM averaging bikin likuiditas longgar


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Bankir menyambut baik rencana Bank Indonesia memperkenalkan aturan Giro Wajib Minimum (GWM) averaging pada 2017 untuk perhitungan GWM Primer. Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengatakan, rencana GWM averaging baik sekali bagi bank sehingga bank akan lebih leluasa dalam mengelola likuiditas.

"Itu akan baik sepanjang rata rata terpenuhi," kata Haru, Selasa (22/11). Lanjutnya, di saat likuiditas lebih, maka bank bisa naikkan GWM untuk dapat memenuhi target rata-rata.

Informasi saja, gambarannya, selama ini bank harus memenuhi rasio GWM primer sebesar 6,5% setiap waktu. Nah, dengan adanya GWM averaging ini membuat bank tidak harus menjaga rasio GWM primer mereka tetap sama atau 6,5% setiap hari. Pasalnya, BI akan mengubah perhitungan GWM primer melalui GWM averaging dengan membentuk skema waktu maintenance period.

Nantinya, GWM averaging ini sebagai perhitungan rata-rata GWM primer harus sesuai ketentuan waktu maintenance period yang ditentukan BI. Tujuannya agar bank dapat mengatur fleksibilitas likuiditas. Jadi bank tak perlu memenuhi GWM primer setiap hari, namun pemenuhan rasio GWM primer tetap harus terpenuhi sesuai maintenance period.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×