Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) berusaha menjaga bunga kredit mikro UKM agar tidak terlalu cepat naik. Ini menyusul langkah BI yang menaikkan suku bunga acuan 7DRR rate sebesar 25 bps menjadi 4,5%.
Debitur BRI di segmen mikro UKM memang cukup besar dan mayoritas berasal dari kelas menengah bawah. "Saya benar perhatikan jika terkait suku bunga kredit mikro UKM," kata Suprajarto, Direktur Utama BRI di Kementerian BUMN, Jumat (18/5).
Menurut Suprajarto, kenaikan bunga acuan yang dilakukan BI saat ini sudah ideal yaitu 25 bps. Hal ini mempertimbangkan bunga acuan The Fed yang sudah naik.
Jika kondisi ke depan terkendali dan The Fed menaikkan bunga acuan sesuai proyeksi, maka BI memang harus mengambil langkah untuk melakukan penyesuaian.
Apabila BI tidak melakukan perubahan suku bunga acuan lagi, maka BRI berusaha tidak akan menaikkan suku bunga kredit sampai akhir tahun ini. Artinya BRI tidak menutup kemungkinan akan menaikkan bunga acuannya pada tahun depan.
Bank perlu waktu menyesuaikan suku bunga kredit sebagai upaya untuk menjaga margin atau net interest margin (NIM).
Sebagai gambaran saja, berdasarkan data suku bunga dasar kredit (SBDK) BRI per 31 Maret 2018, suku bunga kredit mikro masih 17,5%. Lalu, bunga kredit korporasi tercatat 9,95%, kredit ritel 9,75% dan bunga kredit konsumsi non KPR sebesar 12,5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News