Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak resmi diluncurkan pada 10 Juli 2025, produk Reksadana BRI Seruni Likuid Dolar (BSLD) berhasil mencatatkan kinerja impresif.
Dalam kurun waktu hanya satu bulan lebih, dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) produk ini sudah menembus Rp1 triliun atau setara US$61,7 juta per 28 Agustus 2025.
Baca Juga: Reksadana Campuran Masih Prospektif, Star Balanced Cetak Return 25,6% YTD
Direktur Utama BRI-MI Tina Meilina menuturkan, capaian tersebut mencerminkan kepercayaan investor terhadap inovasi produk baru perseroan.
“Reksadana BSLD hadir sebagai alternatif investasi berbasis dolar dengan likuiditas tinggi dan risiko yang terukur. Lonjakan AUM menunjukkan bahwa produk ini mampu mendukung investor dalam melakukan diversifikasi sekaligus melindungi nilai aset mereka di tengah fluktuasi pasar,” jelasnya melalui siaran pers Kamis (28/8/2025).
Menjawab Permintaan Investasi Berbasis Dolar
Tina menambahkan, peluncuran BSLD dilatarbelakangi oleh meningkatnya kebutuhan investor terhadap instrumen dolar AS di tengah ketidakpastian ekonomi global.
“Dolar masih menjadi mata uang dominan dalam transaksi internasional sekaligus instrumen lindung nilai. Kehadiran BSLD menjawab kebutuhan investor akan produk berbasis dolar yang likuid dengan risiko terukur,” ujarnya.
BRI-MI merancang BSLD sebagai reksa dana pasar uang berdenominasi dolar AS yang menempatkan dana pada instrumen pasar uang serta surat utang jangka pendek berbasis dolar.
Baca Juga: Dana Kelolaan Reksadana Pasar Uang Syariah BRI-MI Tembus Rp 1 Triliun
Formulasi ini memungkinkan investor memperoleh fleksibilitas dan akses terhadap likuiditas tinggi tanpa harus memegang dolar secara fisik.
Produk ini sekaligus memperluas pilihan diversifikasi portofolio bagi investor domestik yang ingin memiliki eksposur dolar secara praktis.
“Kehadiran BSLD memperkuat komitmen BRI-MI untuk menghadirkan produk investasi yang inovatif sekaligus relevan dengan kebutuhan pasar global saat ini. Pertumbuhan AUM dalam waktu singkat membuktikan tingginya minat investor terhadap diversifikasi portofolio berbasis dolar,” tutup Tina.
Selanjutnya: Industri Kosmetik Nasional Diramal Tumbuh Sampai Rp 158 Triliun
Menarik Dibaca: 5 Perbedaan Sunscreen dan Sunblock, Mana yang Benar-Benar Anda Butuhkan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News