kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.464.000   2.000   0,08%
  • USD/IDR 16.682   19,00   0,11%
  • IDX 8.650   -10,84   -0,13%
  • KOMPAS100 1.191   -1,19   -0,10%
  • LQ45 853   4,51   0,53%
  • ISSI 308   -5,08   -1,62%
  • IDX30 440   5,88   1,36%
  • IDXHIDIV20 509   7,43   1,48%
  • IDX80 133   -0,35   -0,26%
  • IDXV30 138   -0,06   -0,04%
  • IDXQ30 140   2,14   1,55%

OJK Dorong Konsolidasi Bank KBMI 1 Setelah Aset Turun 6,18% Juni 2025


Senin, 15 Desember 2025 / 13:55 WIB
OJK Dorong Konsolidasi Bank KBMI 1 Setelah Aset Turun 6,18% Juni 2025
ILUSTRASI. Teller menghitung uang di Hana Bank, Jakarta (KONTAN/Baihaki). OJK mengingatkan bank KBMI 1 yang asetnya turun 6,18% pada Juni 2025 untuk memperkuat skala lewat merger atau penambahan modal.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa penurunan aset bank kelompok modal inti (KBMI) 1 sebesar 6,18% per Juni 2025 menjadi salah satu faktor yang mendorong regulator semakin aktif mengarahkan konsolidasi perbankan di segmen tersebut.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menilai, penguatan skala usaha menjadi kebutuhan mendesak, mengingat perbankan nasional masih menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.

“Ekonomi kita membutuhkan bank-bank yang besar. Dalam perbankan, ukuran itu menentukan banyak hal seperti, efisiensi, kemampuan teknologi, hingga kapasitas mendorong kredit. Size does matter,” ujar Dian di Jakarta, Senin (15/12).

Baca Juga: Saham Emiten Bank KBMI I Bergerak Fluktuatif, Simak Rekomendasi Analis

Menurut Dian, bank-bank KBMI 1 menghadapi tantangan besar dalam persaingan, khususnya dengan bank KBMI 3 dan KBMI 4 yang memiliki keunggulan dari sisi efisiensi, teknologi informasi, serta kapasitas pendanaan yang lebih kuat.

Selain itu, kebutuhan investasi teknologi, termasuk pengembangan super app dan penguatan sistem digital, membutuhkan dana yang tidak kecil. Kondisi ini membuat bank dengan modal terbatas semakin tertekan jika tidak melakukan langkah strategis.

“Ke depan, penguatan teknologi itu mutlak dan membutuhkan dana besar. Karena itu, salah satu opsi yang kami dorong adalah merger atau konsolidasi,” jelas Dian.

Dian menegaskan, dorongan konsolidasi tidak hanya didasarkan pada penurunan kinerja semata. Bahkan, bank dengan kinerja stagnan pun akan diarahkan untuk segera mengambil langkah penguatan, baik secara organik maupun anorganik.

Baca Juga: OJK Berencana Menghapus KBMI 1, Cek Daftarnya

“Kalau kinerjanya stagnan saja, itu sudah cukup menjadi sinyal untuk konsolidasi. Ini langkah yang logis,” tegasnya.

Langkah ini sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi nasional yang ambisius. Dian menilai pencapaian pertumbuhan ekonomi hingga 8% membutuhkan dorongan kredit yang sangat besar, sementara struktur ekonomi Indonesia masih sangat bergantung pada perbankan.

“Ekonomi kita masih bank-driven. Tanpa bank yang kuat dan efisien, target pertumbuhan akan sulit tercapai,” ujar Dian.

Saat ini, kata Dian, bank-bank KBMI 1 telah mulai melakukan kajian internal untuk menentukan langkah strategis ke depan, mulai dari penambahan modal hingga penjajakan konsolidasi dengan mitra yang dinilai memiliki potensi sinergi.

“Kami mendengar mereka sudah mulai mengkaji partner yang tepat, apakah lewat penambahan modal atau konsolidasi. Kita tunggu perkembangan selanjutnya,” kata  Dian.

Adapun dari sudut pandang regulator, penurunan aset KBMI 1 tidak terlepas dari ketatnya persaingan dengan bank-bank bermodal besar yang unggul dari sisi efisiensi dan teknologi.

“Ini soal daya saing. Kompetisi yang semakin berat justru diharapkan membuka mata bank KBMI 1 untuk segera memperkuat diri,” pungkas Dian.

Selanjutnya: Pro-Kontra Penundaan Cukai Minuman Berpemanis, Ini Kata Pengusaha & Lembaga Konsumen

Menarik Dibaca: Harga Emas Lanjut Naik Hari Kelima saat Pasar Saham Asia Keok

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×