kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

BRI optimistis NPL tidak lebih 2,4% di akhir tahun


Jumat, 16 September 2016 / 20:35 WIB
BRI optimistis NPL tidak lebih 2,4% di akhir tahun


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk optimistis rasio kredit macet sampai akhir tahun tidak akan tembus 2,4%. Strategi pencegahan lewat restrukturisasi awal dan melakukan pencadangan yang mencukupi.

Seperti diketahui, berdasarkan prediksi beberapa analis, puncak kredit macet akan terjadi pada akhir kuartal II dan pada kuartal IV 2016 nanti. Adapun sektor yang diprediksi menjadi penyumbang kredit macet terbesar di tahun 2016 utamanya dari sektor pertambangan, manufaktur serta logam.

Hari Siaga, Sekertaris Perusahaan BRI mengatakan, BRI masih optimistis bisa mengelola kredit macet sesuai dengan proyeksi terakhir yaitu diangka 2,1% sampai 2,4%. Menurut Hari, porsi terbesar kredit macet ini adalah dari segmen menengah dan korporasi.

“Sedangkan NPL masih ditargetkan pada kisaran kurang lebih di level 150%,” ujar Hari kepada KONTAN, Jumat, (16/9).

Berdasarkan data laporan keuangan BRI Juni 2016 tercatat memang segmen penyumbang NPL BRI ada tiga sektor utama. Pertama adalah kredit komersial kecil sebesar 3,78%, kedua adalah kredit sektor menengah sebesar 6,45% dan kredit korporasi swasta sebesar 4,67%. Sedangkan NPL secara keseluruhan BRI pada semester pertama adalah 2,31%.

Selain itu dari segmen penyalur kredit, empat besar penyumbang NPL dari BRI adalah dari perdagangan perhotelan dan restoran. Kedua adalah sektor perindustrian, ketiga sektor pertanian dan keempat sektor konstruksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×