kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BRI Sebut Pengalihan Dana PKBL BUMN ke PNM Masih dalam Proses Kajian


Rabu, 11 Mei 2022 / 19:34 WIB
BRI Sebut Pengalihan Dana PKBL BUMN ke PNM Masih dalam Proses Kajian
ILUSTRASI. Permen berlogo Bank Rakyat Indonesia (BRI).


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menyebut, pengalihan Dana Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang difokuskan untuk diberikan kepada Permodalan Nasional Madani (PMN) masih dalam proses kajian.

Pengalihan dana BUMN yang dimaksud yaitu dana berupa kas dan pengembalian pokok dan jasa administrasi atau dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dari setiap BUMN yang akan digunakan untuk Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil (PUMK).

"Sampai dengan saat ini belum ada hibah terkait dana PUMK tersebut ke BRI. Hal ini dikarenakan, terkait dengan pelaksanaan PUMK tersebut masih dalam proses kajian," ujar Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto kepada kontan.co.id, Rabu (11/5).

Aestika menjelaskan, terkait dengan PUMK tersebut, BRI sebagai perbankan yang fokus dalam menyalurkan kredit di segmen UMKM terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dan akan mempersiapkan program, maupun mekanisme pengelolaan PUMK tersebut sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

Baca Juga: Kisah Sukses Pelaku UMKM BRI Tembus Pasar Internasional

Sebelumnya, Sunarso, Direktur Utama BRI mengatakan, dana program kemitraan dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) ditujukan untuk kegiatan produktif.

Sedangkan Bina Lingkungan itu merupakan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Adapun total dana program kemitraan BUMN saat ini mencapai Rp 4 triliun.

"Kalau dana program kemitraan bisa di pull ke PNM atau ke Holding Ultra Mikro kalau dipercaya, itu bunga kredit ultra mikro bisa diminimalisir. Dari sisi biaya overhead-nya nanti bisa kami turunkan melalui digitalisasi. Total dana PK itu ada sekitar Rp 4 triliun," jelas Sunarso.

Aestika menambahkan, salah satu tujuan utama pendirian Holding UMi yaitu memberikan layanan keuangan yang lebih luas, lebih cepat dan lebih terjangkau kepada segmen UMi di seluruh Indonesia yang pada akhirnya meningkatkan inklusi finansial di Indonesia.

"Saat ini kami masih tahap awal, yaitu untuk mempersiapkan fondasi yang kuat untuk perwujudan sinergi yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, mendorong pertumbuhan, dan meningkatkan efisiensi," sambung Aestika.

Aestika juga menyebut, sinergi Holding Ultra Mikro telah mulai menunjukkan dampak positif kepada kinerja masing-masing perseroan khususnya dari COF (Cost of Fund) ketiga entitas yang telah menunjukkan perbaikan.

Baca Juga: BRI Usulkan Rp 4 Triliun Dana PKBL BUMN Diberikan ke PNM, Ini Alasannya

"Namun demikian COF hanyalah salah satu komponen sebagai “low hanging fruit” dari efisiensi yang diharapkan dari sinergi UMi. Komponen lain yang tidak kalah penting seperti penurunan opex dan perbaikan kualitas kredit masih harus terus diupayakan melalui inisiatif co-location, aplikasi Senyum Mobile dan optimalisasi data analytics," jelasnya.

Menurutnya, inisiatif ini akan lebih membutuhkan waktu, namun dampaknya akan lebih sustainable untuk menurunkan biaya secara keseluruhan.

Sehingga pihaknya akan dapat memberikan suku bunga yang semakin terjangkau untuk melayani semakin banyak nasabah UMi sesuai dengan aspirasi dari holding yaitu menjadi champion of financial inclusion tanpa mengorbankan sisi profitabilitas yang akan terus dijaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×