kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BRI: Sehat dan kuat cukup jadi syarat QAB


Kamis, 05 Februari 2015 / 15:48 WIB
BRI: Sehat dan kuat cukup jadi syarat QAB
ILUSTRASI. Kode Redeem FF Hari ini 21 Agustus 2023, Deretan Reward atau Hadiah Skin Senjata dll


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Bank Rakyat Indonesia (BRI) menilai tidak perlu adanya batasan minimum permodalan bagi bank di Indonesia untuk menjadi Qualified ASEAN Bank (QAB). Untuk itu, BRI menyarankan agar Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperjuangkan perbankan Indonesia yang sehat dan kuat diberi kesetaraan dengan perbankan ASEAN.

Pernyataan tersebut disampaikan Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI kepada KONTAN, Kamis (5/2). Pernyataan Budi berkaitan dengan pasar Indonesia yang besar dan justru diperebutkan perbankan ASEAN. 

"BI dan OJK harus merekomendasikan perbankan Indonesia yang sehat dan kuat tanpa harus memenuhi persyaratan modal yang setara dengan perbankan ASEAN lain yang sudah lebih dulu besar dan berkembang," tutur Budi.

Budi menjelaskan, dalam rangka QAB, sangat ironis jika perbankan Indonesia diharuskan memiliki modal besar atau sebanding dengan perbankan ASEAN lainnya. Padahal, perbankan ASEAN di luar Indonesia memiliki pasar dan net interest margin (NIM) yang lebih kecil.

Dengan begitu, Budi melihat, pasar yang besar, potensial dan menguntungkan di ASEAN justru berasal dari industri perbankan Indonesia. "Artinya, mereka (perbankan ASEAN di luar Indonesia) leluasa masuk ke pasar Indonesia yang memiliki margin keuntungan tinggi," jelas Budi.

Sejatinya, bank QAB tidak ada persyaratan modal minimum. Tapi, skala modal menjadi pertimbangan regulator. Di Indonesia, bank yang bisa menjadi QAB adalah Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) IV.

Belakangan, Indonesia ingin menyelesaikan kesepakatan resiprokal dengan Malaysia. Poin penting asas resiprokal adalah keseimbangan dalam jumlah bank yang boleh ekspansi di seluruh ASEAN atau QAB. Ambil contoh, bank asal Malaysia yang telah beroperasi di Indonesia berjumlah dua bank. 

Itu artinya, ada dua bank asal Indonesia yang bebas ekspansi ke Malaysia. Nah, jika jumlah bank yang beroperasi di kedua belah negara belum seimbang, maka tidak boleh ada aksi akuisisi dari bank asing.

Andai resiprokal berjalan lancar, kesempatan bagi bank asal Indonesia mengakuisisi bank di luar negeri terbuka lebar. Poin penting lain yang menguntungkan perbankan nasional adalah bank asing yang telah beroperasi di Indonesia otomatis menjadi bank berstatus QAB.

Misal, bank asal Malaysia di Indonesia adalah CIMB Niaga dan BII Maybank. Sehingga, Malaysia tidak bisa menunjuk bank lain misalnya, Bank Rakyat Malaysia untuk menjadi QAB. Kelak, jumlah bank QAB tiap negara ASEAN bakal berbeda.

Kesepakatan jumlah bank QAB akan dirinci lewat perjanjian bilateral. Yang pasti, ada sejumlah kriteria bank QAB. Pertama, mendapat rekomendasi dari regulator setempat. Kedua, memiliki modal kuat dan merupakan kelompok bank terbesar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×