Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
Jika menilik laporan keuangan per Juni 2024, Bank Victoria Syariah memiliki aset sebesar Rp 3,19 triliun. Di mana, UUS BTN baru memiliki aset senilai Rp 55,54 triliun.
Pengamat Ekonomi Syariah sekaligus Wakil Komisaris Utama BSI Adiwarman Karim melihat konsolidasi perbankan syariah bukan dimaksudkan untuk menciptakan bank syariah pesaing BSI.
Ia bilang konsolidasi ini lebih dimaksudkan untuk menciptakan industri perbankan yang kuat dan sehat. Sebab, kondisi saat ini saingan BSI itu bukan bank syariah, tapi justru bank-bank konvensional.
Baca Juga: Pembiayaan UMKM Perbankan Syariah Tumbuh Kencang
“Kalau mau setara BSI pilihannya dengan konversi bank konvensional yang memiliki UUS. Bank konvensional yang asetnya setara BSI dan memiliki UUS kan ada 2 hingga 3 jumlahnya,” ujar Adiwarman, Senin (2/9).
Sementara itu, PT Bank CIMB Niaga Tbk yang juga sudah wajib spin off belum memiliki rencana melakukan akuisisi. Di mana, aset UUS CIMB Niaga saat ini sudah senilai Rp 64,83 triliun. “Tahap awal kami akan fokus di spin off nya dulu,” ujar Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan.
Lani bilang sampai saat ini pihaknya masih dalam tahap persiapan spin off. Di mana, hal tersebut akan dirampungkan semuanya tahun depan setelah ada konfirmasi dari semua regulator yang berkaitan spin off. “Permodalan juga sedang dihitung kembali,” tambahnya.
Baca Juga: Fokus Pupuk Modal, Bank Jago Belum Berencana Bagi Dividen
Direktur BCA Syariah Pranata menambahkan modal, aset, jumlah kantor cabang yang dimiliki tentunya sangat menentukan kemampuan sebuah bank tersebut. Sehingga, ia menilai BCA Syariah saat ini tidak sebesar BSI tentunya memiliki kemampuan yang berbeda dalam melakukan ekspansi.
Ia juga menyadari BCA Syariah saat ini belum dapat secara maksimal memanfaatkan jaringan Induk BCA yang sangat kuat. “Setidaknya hingga 5 tahun ke depan belum bisa menyaingi BSI,” ujar Pranata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News