kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BSM : Banyak kendala pembiayaan proyek MP3EI


Rabu, 14 Desember 2011 / 14:56 WIB
BSM : Banyak kendala pembiayaan proyek MP3EI
ILUSTRASI. Kelanjutan event Free Fire X One-Punch Man berikan hadiah menarik, apa saja?


Reporter: Astri Kharina Bangun |

JAKARTA. Keinginan Bank Indonesia (BI) agar perbankan syariah meningkatkan pembiayaan di sektor produktif terutama ke proyek-proyek MP3EI masih terkendali beberapa hal.

Bank Syariah Mandiri (BSM) membeberkan, ada dua faktor utama yang menghambat penyaluran pembiayaan.

Pertama, kemampuan pembiayaan bank syariah relatif kecil dibandingkan perbankan konvensional untuk proyek MP3EI yang rata-rata berskala besar.

Kedua, karena kemampuan bank syariah relatif kecil, biaya dana pun lebih tinggi dibandingkan bank-bank besar. Hal ini lantaran bank-bank besar bisa menghimpun dana murah lebih banyak dibandingkan bank syariah.

"Komposisi dana murah Bank syariah sekitar 46% dari total dana pihak ketiga sedangkan bank besar itu bisa 60%-70%. Akibatnya ketika kami bersaing akan kalah dalam harga," ujar Direktur Utama PT Bank Syariah Mandiri, Yuslam Fauzi, Rabu (14/12).

Ia yang juga menjabat Ketua Kompartemen Perbankan Syariah Perbanas menuturkan ada cara lain yang bisa di tempuh. Hal itu adalah pemberian insentif dari pemerintah agar dana murah bisa mengalir ke bank syariah. Misalnya, dengan menurunkan pajak bagi hasil.

Yuslam mengklaim, meski pembiayaan sektor konsumer perbankan syariah tercatat tinggi, namun hal tersebut tidak selalu berarti buruk.

"Pembiayaan konsumer, misalnya untuk membeli rumah kan menggerakkan ekonomi. Pembangunan rumah meningkatkan permintaan bahan bangunan, membutuhkan tenaga kerja. Sekarang ini potensi untuk pengembangan consumer banking masih tinggi," jelas Yuslam seraya menyebut komposisi pembiayaan konsumer di BSM sebesar 30% dari total portofolio pembiayaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×