Sumber: KONTAN | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR) berniat melebarkan sayap. Mereka sedang mempertimbangkan kemungkinan memperluas jasa sertifikasi. BSMR ingin memberi layanan tak cuma ke bankir, tetapi juga ke profesional industri lain.
Ketua Dewan Sertifikasi BSMR Gayatri Rawit Angreni mengatakan, BSMR telah didatangi beberapa kelompok profesi yang menyatakan diri ingin ikut melakukan sertifikasi. "Ada dari pasar modal, dari asuransi, dana pensiun, dan beberapa perusahaan yang terbuka, misalnya perusahaan pertambangan," ungkap Gayatri Senin (7/9).
Maklum saja, bisnis sertifikasi bankir kini tidak cuma jadi monopoli BSMR. Ada Banker Assosiation for Risk Management (BARA) atau Asosiasi Bankir Manajemen Risiko yang siap melaksanakan ujian sertifikasi kepada anggota mereka, yang sebagian besar adalah bankir.
BSMR pada dasarnya bisa melakukan sertifikasi di luar perbankan. Izin yang diterima BSMR dari Indonesian Risk Profesional Association (IRPA) adalah menerbitkan sertifikat manajemen risiko tidak hanya ke bankir. Sebab bukan cuma bankir yang perlu menjalankan sistem manajemen risiko. Perusahaan-perusahaan lain pun juga memerlukan keahlian manajemen risiko ini.
Ia mencontohkan, kasus luberan lumpur panas Lapindo terjadi karena manajemen tidak menerapkan sistem manajemen resiko. Untuk itu ia berharap perusahaan di Indonesia perlu menerapkan manajemen resiko secepatnya. Dengan begitu, semua risiko bisa terkontrol dan meminimalkan terjadinya krisis keuangan seperti yang terjadi di tahun lalu.
Tapi, BSMR belum berencana mengimplementasikan bisnis sertifikasi nonbankir ini pada tahun ini. "Itu rencana untuk dua sampai tiga tahun ke depan," kata Gayatri. Saat ini BSMR tetap memfokuskan bisnis dalam melayani penerbitan sertifikat manajemen resiko bagi para pengelola industri perbankan.
Pendiri BSMR, yaitu Bank Indonesia (BI), berharap kehadiran BSMR bisa memperbanyak jumlah bankir yang mengantongi sertifikat manajemen resiko. BI dan BSMR berambisi, seluruh bankir yang menjalankan fungsi manajemen risiko sudah memiliki sertifikat, paling lambat Agustus tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News