Reporter: Nurul Kolbi |
JAKARTA. Di bisnis pengelolaan nasabah kaya atau wealth management, Bank Tabungan Negara (BTN) memang agak tertinggal. Bank spesialis kredit perumahan ini baru menjajal bisnis tersebut pada Desember 2010. Bandingkan dengan bank-bank besar lain, seperti Bank Mandiri, Bank BNI atau bank asing seperti Citibank, yang lebih dulu masuk ke bisnis yang menggarap nasabah tajir ini.
Meski pendatang baru, BTN tak kalah agresif dibandingkan bank-bank lain. Baik dalam menambah outlet, mengumpulkan nasabah maupun dana kelolaan. Sepanjang tahun 2012 ini, BTN mendirikan 13 outlet khusus prioritas.
Yang terbaru, BTN meresmikan outlet di Bandung dan Bogor. "Selain dapat meningkatkan perolehan dana pihak ketiga (DPK), outlet khusus nasabah prioritas ini melengkapi produk dan jasa untuk nasabah," kata Direktur Consumer Banking BTN, Irman A Zahiruddin, dalam siaran pers akhir pekan lalu.
Irman menjelaskan, ekspansi cabang prioritas bakal terus berlanjut hingga dua tahun mendatang. Tahun depan, BTN menargetkan 10 outlet baru. Sebagian besar di luar Jakarta. "Kami membidik nasabah di daerah yang angka pertumbuhan ekonominya tinggi. Bersaing di Jakarta bukan prioritas kami," katanya, Jumat (23/12).
Dalam mengoperasikan satu unit cabang prioritas, BTN mempekerjakan seorang tim leader dan tiga relationship manager (RM). Masing-masing RM mendapat beban target dana sekitar Rp 5 miliar per bulan atau sekitar Rp 240 miliar per cabang per tahun. "Jumlah RM akan kami sesuaikan dengan jumlah nasabah. Rasio ideal satu RM melayani 80 nasabah," kata Irman, menjawab pemenuhan SOP yang ditetapkan Bank Indonesia di bisnis ini.
Sejauh ini, BTN Prioritas cabang Surabaya berkontribusi paling besar. Penyumbang terbesar kedua, outlet di Kuningan, Jakarta. "Kantor Surabaya berkontribusi hingga 10% dari total dana kelolaan," katanya.
Hingga Desember 2012, total dana kelolaan produk ini mencapai
Rp 3,5 triliun. Jumlah nasabahnya sudah menembus 5.000 orang. Sebanyak 2800 di antaranya adalah nasabah eksisting dan sisanya nasabah baru. Nilai simpanan rata-rata sebesar Rp 600 juta per nasabah. Produk ini mensyaratkan simpanan minimal Rp 250 juta per nasabah.
Untuk merealisasikan target tahun depan, BTN tidak hanya menambah cabang. Manajemen juga akan menambah portofolio produk. Antara lain, bancassurance, reksadana dan obligasi ritel (ORI). “Intinya, kami akan menambah produk-produk yang mudah. Sekarang masih proses izin produk," katanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News