Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Bank Tabungan Negara (BTN) mulai mengerem pertumbuhan deposito di awal tahun ini. Tujuannya agar biaya dana (cost of fund) tak terlalu tinggi dan perolehan laba bersih bisa tumbuh lebih baik.
Menurut Maryono, Direktur Utama BTN, efek penurunan ongkos bunga deposito sudah terlihat pada pertumbuhan laba bersih kuartal I-2015 yang lebih baik ketimbang tahun lalu. "Kondisinya berbeda dengan awal tahun lalu dimana bunga deposito cukup signifikan tinggi," kata Maryono di Jakarta, belum lama ini.
Maryono juga menegaskan, pertumbuhan dana murah giro dan tabungan alias current account saving account (CASA) BTN di kuartal I 2015 lebih tinggi dibanding pertumbuhan depositonya. "Ini memang sengaja kami memperlambat pertumbuhan deposito demi pengurangan beban cost of fund kita sehingga pertumbuhan laba bersih kita bisa tetap baik," pungkas Maryono.
Berdasarkan laporan keuangan BTN di akhir kuartal I-2015, deposito BTN mencapai Rp 60,61 triliun atau tumbuh hanya 0,84% secara year on year (yoy) dibanding Maret 2014 yang mencapai Rp 60,11 triliun. Sementara CASA yang dihimpun BNI mencapai Rp 48,91 triliun. Tumbuh jauh lebih tinggi, yakni 15,98% secara yoy dibanding Maret 2014 yang mencapai Rp 42,17 triliun.
Perolehan laba bersih BTN di kuartal I 2015 mencapai Rp 402,26 miliar atau tumbuh 17,90% secara yoy dibanding Maret 2014 yang mencapai Rp 341,17 miliar. Pertumbuhan laba bersih BTN ini jauh lebih tinggi dibanding kuartal I 2014. Kala itu laba bersih hanya tumbuh 2,23% secara yoy dibanding di bulan Maret 2013 yang mencapai Rp 333,71 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News