kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BTN Proyeksikan Pertumbuhan Kredit Perumahan pada 2023 Lebih Tinggi


Rabu, 21 September 2022 / 13:31 WIB
BTN Proyeksikan Pertumbuhan Kredit Perumahan pada 2023 Lebih Tinggi
ILUSTRASI. Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Haru Koesmahargyo saat membuka Lelang Properti Expo 2022 di Jakarta, Kamis (23/6/2022). Strategi BTN Jaga Likuiditas, Perbanyak Kerjasama Secara Kelembagaan.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) memproyeksikan pertumbuhan kredit di sektor perumahan tahun 2023 akan lebih tinggi dari target pertumbuhan tahun ini. 

Optimisme tersebut disampaikan di tengah banyaknya tantangan yang dihadapi saat ini. Ambil contoh seperti peningkatan inflasi, kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) dan normalisasi kebijakan giro wajib minimum (GWM).

Direktur Utama BTN, Haru Koesmahargyo, mengatakan pihaknya optimistis target tersebut dapat tercapai karena kebutuhan perumahan masih sangat besar. Namun ia tetap mewaspadai terkait dampak kebijakan bunga kredit dan likuiditas yang memengaruhi permintaan kredit.

Sejauh ini, BTN memperhatikan dua aspek yakni pertama, terkait likuiditas. Bank BTN sudah punya strategi untuk mengamankan-nya dalam jangka panjang lewat kerjasama partnership dengan lembaga atau korporasi dalam penyaluran Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).

Baca Juga: Langkah Bank BTN untuk Menjaga Keamanan Data Nasabah

Selain melakukan kerjasama terkait penyaluran KPR subsidi yang merupakan program pemerintah, BTN juga melakukan kerjasama dengan lembaga lain seperti BPJS Tenagakerjaan dan BP Tapera untuk menyalurkan KPR kepada pada penerima manfaat di masing-masing lembaga. 

"Partnership yang sudah berjalan saat ini ada Tapera dan BPJS Tenagakerjaan. Nanti akan ada lagi kerjasama dengan lembaga-lembaga lain. Skema seperti ini mendatangkan manfaat bagi BTN dalam penyediaan likuiditas yang sepadan dengan umur KPR. Sehingga isu likuiditas sudah bisa kita tangani," jelas Haru baru-baru ini.

Kedua adalah suku bunga. Naik tidaknya suku bunga kredit bisa memengaruhi permintaan KPR. Namun, Haru melihat pengaruhnya tidak besar selama daya beli masyarakat tidak terganggu. 

Baca Juga: Di tengah Isu Akuisisi, Laba BTN Syariah Melonjak Hingga 118%

Kenaikan suku bunga acuan yang sudah dilakukan Bank Indonesia (BI) pada akhirnya akan ditransmisikan bank ke bunga dana dan selanjutnya ditransmisikan suku bunga kredit termasuk KPR. Sehingga secara umum, kata Haru, bunga kredit akan naik ke depan. 

Hingga saat ini, Haru mengatakan, BTN belum menaikkan bunga KPR. Bahkan, perseroan masih memberikan beberapa keringanan dengan program promo. 

Namun, dalam beberapa bulan ke depan, perseroan akan melakukan evaluasi terkait suku bunga kredit dengan memperhatikan kondisi likuiditas dan persaingan di pasar.

Baca Juga: BTN Akan Menekan NPL Hingga 3,3% di Akhir 2022

Dengan melihat secara keseluruhan kondisi yang ada saat ini, Haru yakin bahwa pertumbuhan kredit perseroan tahun depan, terutama di sektor perumahan, akan lebih tinggi dari tahun ini. 

"Dengan asumsi Covid-19 semakin terkendali dan tensi geopolitik mereda," pungkas Haru. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×