Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) membenarkan bahwa ada kemungkinan besar pihaknya akan ikut bergabung bersama dengan bank syariah BUMN hasil merger di masa mendatang. Asal tahu saja, untuk mempercepat perkembangan industri perbankan syariah di Tanah Air, tiga bank syariah milik Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yaitu PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BNI Syariah dan PT Bank BRI Syariah Tbk bakal segera dimerger.
Direktur Utama Bank BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan, untuk saat ini pihaknya belum bisa ikut dalam proses tersebut lantaran BTN Syariah masih berstatus unit usaha (UUS).
Baca Juga: Bank BTN patok laba bersih Rp 1,2 triliun hingga akhir tahun ini
"Untuk saat ini kita belum ikut dalam proses merger yang dilakukan tiga bank Himbara lainnya," katanya dalam paparan kinerja kuartal III 2020 secara virtual di Jakarta, Kamis (22/10).
Dia juga menegaskan, dalam hal ini pihaknya akan mengikuti arahan dari pemegang saham perseroan yaitu Kementerian BUMN.
Tentunya, untuk dapat bergabung dalam bank syariah BUMN hasil merger tersebut Bank BTN harus lebih dulu melebur unit usaha syariahnya menjadi Bank Umum Syariah (BUS).
Pahala mengisyaratkan memang belum ada urgensi untuk melakukan hal tersebut dalam waktu dekat. Sebab, sesuai dengan regulasi yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) batas paling lambat spin off UUS menjadi BUS yaitu di tahun 2023.
Namun, Dia juga tak menampik bahwa ke depan Bank BTN Syariah sangat dimungkinkan untuk tergabung dalam bank syariah hasil merger tersebut. Untuk itu, saat ini pihaknya tengah mempersiapkan proses peleburan UUS lebih dahulu.
Baca Juga: Ini penyebab UUS BTN tak ikut merger bank syariah BUMN
"Mungkin nantinya akan ikut. Tapi, sampai dengan saat ini belum, dan kami menunggu arahan pemegang saham ke depannya," katanya.
Sejatinya, kinerja UUS BTN sampai kuartal III cukup positif. Salah satunya tercermin dari realisasi pembiayaan yang tumbuh 4,51% secara year on year (yoy) menjadi Rp 24,36 triliun.
Hal itu juga mendorong pertumbuhan aset UUS BTN meningkat sebesar 11,02% yoy dari Rp 29,46 triliun menjadi Rp 32,71 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News