Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatat sudah menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) hampir 5 juta unit rumah. Direktur Utama BTN Maryono mengatakan angka ini adalah akumulasi sejak 1976 hingga Oktober 2018, atau kurang lebih 42 tahun.
Penyaluran KPR ini dalam bentuk KPR subsidi maupun nonsubsidi. Adapun nilai KPR yang sudah terealisasi telah mencapai lebih dari Rp 257,6 triliun. Kedepan, bank dengan kode saham BBTN ini akan menyasar segmen milenial.
“Pertumbuhan ekonomi khususnya sektor properti tidak lepas dari peran para milenial. Bank BTN menilai milenial bukan hanya menjadi objek tapi juga subjek yang akan menjadi pendorong utama sektor properti,” kata Maryono, ketika membuka acara HUT KPR di Jakarta, Senin (10/12).
Dengan proyeksi partumbuhan jumlah penduduk berusia produktif khususnya generasi milenial, Bank BTN berupaya mengoptimalkan peran mereka di sektor properti baik dari sisi supply maupun demand. “Dari sisi demand, kami sudah meluncurkan program KPR Gaeesss pada triwulan III lalu, dengan fitur yang sesuai dengan kemampuan finansial milenial, sementara dari sisi supply kami mengajak milenial menjadi entrepreneur di bidang properti lewat pelatihan atau workshop yang disiapkan Housing Finance Center (HFC) dari BTN,” kata Maryono.
Pengembangan bisnis properti 2019, lanjut Maryono tidak akan lepas dari peran milenial baik dari sisi supply dan demand properti sehingga pelaku bisnis properti dan perbankan harus dapat mengatur strateginya menyesuaikan dengan selera milenial. Salah satu acuan memotret selera milenial antara lain dengan riset.
Berdasarkan riset dari HFC terhadap 374 responden dari generasi milenial, sebanyak 43% menginginnkan rumah satu lantai yang tidak terlalu luas dengan halaman, dan hanya sebesar 29% yang menginginkan rumah satu lantai berukuran cukup luas tanpa halaman.
Sementara sisanya menginginkan rumah dua lantai. Sedangkan dari sisi harga properti, Maryono menambahkan, sama halnya dengan generasi lain, rumah dengan harga terjangkau menjadi pilihan utama 46,8% responden, sementara pemilihan properti berdasarkan lokasi hanya menjadi sasaran utama bagi sekitar 36,6% responden. “Dari riset tersebut artinya milenial masih membutuhkan rumah tapak untuk mereka jadikan tempat tinggal atau investasi dan harganya harus terjangkau,” kata Maryono.
Bank BTN optimistis dengan strategi yang ada akan dapat menggapai demand milenial dari seluruh lapisan masyarakat seperti Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), kelas menengah ataupun atas, dan setiap generasi, baik milenial, generasi X, baby boomers dan lain sebagainya.
Untuk itu, lanjut Maryono, Bank BTN terus berinovasi mengembangkan produk KPR disesuaikan dengan perkembangan ekonomi dan kemampuan masyarakat Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News