Reporter: Issa Almawadi | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Perbankan mulai mencari sumber likuiditas dari pasar melalui penerbitan obligasi.
Cara ini ditempuh seiring dengan permintaan kredit yang mulai meningkat, sementara likuiditas dana pihak ketiga (DPK) belum memadai.
Tengok saja Bank Tabungan Negara (BTN), siap melanjutkan penawaran obligasi berkelanjutan 2 yang ke 2.
Tahun lalu, BTN sudah menerbitkan obligasi berkelanjutan 2 tahap satu sebesar Rp 3 triliun.
"Obligasi berkelanjutan Rp 3 triliun. Diharapkan semester 1 atau triwulan 2 sudah closing," tutur Iman Noegroho Soeko, Direktur BTN kepada KONTAN, Jumat (22/1).
Hingga saat ini, Iman menjelaskan, BTN masih menunggu kondisi pasar, terutama apakah likuiditas di pasar masih ketat atau sudah longgar.
Selain itu, BTN juga terus mencermati tingkat bunga.
"Kalau lihat penurunan BI rate, kami tentu berharap tingkat bunga obligasi bisa lebih rendah," ujar Iman.
Tak hanya itu, tingkat bunga obligasi biasanya berdasarkan tingkat yield SUN benchmark sesuai tenornya.
Iman juga bilang, pendanaan melalui obligasi sebagai dana pendamping dana FLPP BTN untuk program KPR FLPP bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News