Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Bank Tabungan Pensiunan Nasional memangkas target dana obligasi yang terbit pada awal Juli tahun ini menjadi Rp 800 miliar. Semula, BTPN membidik pendanaan maksimal Rp 1 triliun.
Manajemen BTPN menetapkan target Rp 800 miliar dengan mempertimbangkan daya serap pasar dan ekspektasi investor terhadap yield obligasi yang begitu tinggi. "Jumlah tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan kami saat ini," ujar Direktur Kepatuhan BTPN, Anika Faisal, Selasa (25/6) lalu.
Bank beraset Rp 62,7 triliun ini akan memakai seluruh dana hasil penerbitan obligasi untuk mendukung ekspansi kredit, terutama kepada segmen masyarakat berpenghasilan rendah serta usaha mikro dan kecil (mass market).
Anika mengharapkan dana obligasi mampu mendorong kucuran kredit BTPN yang diproyeksikan tumbuh 24% hingga 25% pada tahun ini. Per akhir 2012, BTPN berhasil mengucurkan kredit senilai Rp 38,3 triliun, tumbuh 28% dibandingkan 2011.
Dengan target pertumbuhan 24%-25%, BTPN ingin kucuran kredit hingga akhir 2013 maksimal mencapai Rp 47,88 triliun.
Manajemen BTPN mengakui bahwa penerbitan obligasi kali ini bersamaan dengan kondisi pasar yang begitu fluktuatif, terutama pasca kenaikan harga bahan bakar minyak, pada 22 Juni lalu. Hal ini menyebabkan ekspektasi investor terhadap yield obligasi ikut meningkat. Pasalnya, investor memprediksi kenaikan inflasi akibat kebijakan harga BBM akan diikuti dengan kenaikan suku bunga.
BTPN membagi surat utang itu dalam dua seri. Pertama, obligasi Seri A senilai Rp 450 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 7,75%. Surat utang ini bertenor tiga tahun. Kedua, obligasi Seri B senilai Rp 350 miliar dengan tingkat bunga tetap 8,25% dan berjangka waktu lima tahun.
Bank milik TPG Nusantara ini menunjuk tiga penjamin pelaksana emisi, yakni Danareksa Sekuritas, Indo Premier Securities dan Standard Chartered Securities Indonesia. Adapun Nikko Securities Indonesia bertindak sebagai penjamin emisi obligasi.
Obligasi BTPN mendapat peringkat double A minus (AA-) dari Fitch Ratings Indonesia.
Masa penawaran obligasi pada 28 Juni 2013 dan 1 Juli 2013, kemudian tanggal penjatahan jatuh pada 2 Juli 2013. Adapun pencatatan di Bursa Efek Indonesia dijadwalkan pada 5 Juli 2013.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News