kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.074.000   -12.000   -0,58%
  • USD/IDR 16.503   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.702   73,40   0,96%
  • KOMPAS100 1.077   11,17   1,05%
  • LQ45 781   10,96   1,42%
  • ISSI 265   0,88   0,33%
  • IDX30 405   5,32   1,33%
  • IDXHIDIV20 471   3,92   0,84%
  • IDX80 119   1,19   1,02%
  • IDXV30 129   -0,77   -0,59%
  • IDXQ30 131   1,44   1,11%

BTPN Syariah Waspadai Perlambatan UMKM, Bidik NPF Turun di Bawah 3%


Rabu, 10 September 2025 / 13:51 WIB
BTPN Syariah Waspadai Perlambatan UMKM, Bidik NPF Turun di Bawah 3%
ILUSTRASI. Community Officer BTPN Syariah memberi penjelasan kepada nasabah saat Pertemuan Rutin Sentra (PRS) di Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (6/5/2025). Hingga kuartal I 2025 sebanyak 25 ribu ibu rumah tangga prasejahtera di Sulawesi Tenggara telah menjadi nasabah dengan mendapatkan akses keuangan serta pendampingan oleh BTPN Syariah guna membantu upaya pemerintah dalam menggerakkan ekonomi, khususnya berbasis ekonomi syariah dengan memanfaatan sumber daya perempuan sebagai penggerak. ANTARA FOTO/Andry Denisah


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) menyampaikan bahwa hingga pertengahan 2025, tantangan utama yang dihadapi perseroan masih datang dari perlambatan segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

“Kami akan membahas tantangan untuk melayani segmen UMKM yang masih sangat terasa. Beberapa faktor menjadi penyebab perlambatan perkembangan segmen UMKM,” ujar Direktur BTPN Syariah, Fachmy Achmad, dalam paparan publik, Rabu (10/9/2025).

Baca Juga: BTPN Syariah Optimistis Laba Bersih Tumbuh Dua Digit di 2025

Fachmy menjelaskan, salah satu faktor pelemahan ialah tren penurunan rata-rata saldo simpanan nasabah dengan nominal di bawah Rp100 juta, sebagaimana dicatat Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Selain itu, daya beli masyarakat kelas menengah juga belum pulih sepenuhnya. Padahal, kelompok ini menopang sekitar 60% konsumsi domestik.

Di sisi lain, Kementerian Keuangan telah mengumumkan peningkatan defisit APBN 2025, yang berpotensi memberi tekanan tambahan terhadap UMKM.

Kondisi ini mendorong pemerintah mengambil langkah deregulasi untuk menjaga momentum pertumbuhan.

Menghadapi situasi tersebut, BTPN Syariah akan terus memperkuat kualitas pembiayaan. Fachmy menargetkan rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) perseroan dapat turun ke bawah 3% hingga akhir tahun.

Baca Juga: Laba BTPN Syariah Melesat 16,6%, Analis Ini Mendongkrak Target Harga BTPS

Per Juni 2025, NPF gross BTPN Syariah tercatat 3,14%, sedikit meningkat dibandingkan 3,05% pada periode yang sama tahun lalu. Adapun penyaluran pembiayaan mencapai Rp10,14 triliun pada semester I-2025.

Sementara itu, rasio cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) perseroan masih terjaga di level 240%, dengan coverage ratio 248%.

“Kurang lebih kami akan menjaga rasio tersebut. Kenapa? Karena penting untuk berhati-hati melihat tantangan yang masih ada di segmen UMKM,” pungkas Fachmy.

Selanjutnya: CNAF Salurkan Pembiayaan Baru Rp 6,66 Triliun per Agustus 2025

Menarik Dibaca: Promo Es Krim Alfamart Periode 1-15 September 2025, Beli 1 Gratis 1 Joyday-Kaluli

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×