Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan syariah turut merasakan perlambatan penyaluran kredit ke sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di tengah berbagai tantangan ekonomi dan daya beli yang melemah.
PT Bank BCA Syariah misalnya, mengakui di tengah kondisi yang cukup menantang saat ini, penyaluran pembiayaan UMKM mencapai Rp 1,6 triliun di bulan Juli 2025.
Capaian ini disebut menurun dari periode sama tahun sebelumnya, kendati tak dibeberkan lebih detail berapa angka penurunannya.
Walau demikian, kualitas pembiayaan disebut masih terjaga rendah di kisaran 1,25%, lebih rendah dibandingkan NPF UMKM secara nasional.
Baca Juga: Penyaluran Pembiayaan Sejumlah Bank Syariah ke Segmen UMKM Terus Mengalir Deras
Direktur BCA Syariah Pranata mengatakan, pembiayaan kepada UMKM tetap menjadi prioritas dalam penyaluran pembiayaan, sebagai bagian dari kontribusi BCA Syariah mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan pertumbuhan BCA Syariah secara berkelanjutan.
Lebih lanjut, Pranata menerangkan, dalam menggenjot pertumbuhan pembiayaan UMKM, pihaknya mendorong melalui skema secara langsung kepada pelaku usaha dan melalui penyaluran rantai pasok guna mendukung ekosistem bisnis nasabah existing Bank.
"BCA Syariah tetap membidik seluruh sektor produktif secara luas dengan tetap mengedepankan prudent banking practice," katanya.
BCA Syariah juga disebut terus meningkatkan rasio pembiayaan inklusif makroprudensial (RPIM) yang mencapai Rp 3,2 triliun untuk mendorong pertumbuhan pembiayaan inklusif.
Hal yang sama diakui Direktur Utama Bank BJB Syariah, Arief Setyahadi. Menurutnya, sektor perbankan syariah yang selama ini dikenal aktif dalam mendukung pertumbuhan UMKM, mulai merasakan tekanan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Baca Juga: Sejumlah Bank Syariah Bidik Pertumbuhan Pembiayaan Dua Digit pada Tahun 2025
"Meski menghadapi tekanan jangka pendek, sektor perbankan syariah diyakini tetap memiliki peran strategis dalam memperkuat fondasi ekonomi umat dan mendorong pertumbuhan UMKM secara berkelanjutan," ucap Arief.
Dorongan dan dukungan yang diberikan pemerintah terkait penunjukan bank bjb Syariah sebagai salah satu bank penyalur KUR serta semangat yang tinggi untuk membangun ekosistem bisnis di segmen UMKM bjb Syariah juga disebut berupaya lebih baik dalam hal penyaluran dan ikut serta membangun UMKM di wilayah Jawabarat, Jakarta dan Banten.
Terbukti, perkembangan penyaluran pada segmen UMKM mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Pada posisi Juli 2025 ada kenaikan sebesar 218% dari posisi Desember 2024, dimana penyaluran KUR Syariah menjadi faktor pendorong pertumbuhan pembiayaan pada segmen UMKM.
"Kualitas pembiayaan Segmen UMKM pada posisi bulan Juli adalah 0%. Adapun sektor pembiayaan yang menjadi prioritas kami adalah Pendidikan, Kesehatan, Perdagangan, Penyediaan Akomodasi dan penyediaan makanan, dan Pertanian," jelas Arief.
Baca Juga: Pembiayaan Korporasi di Perbankan Syariah Masih Melaju
Arief memproyeksikan, tren pembiayaan pada segmen UMKM akan mengalami kenaikan seiring dengan komitmen manajemen yang tinggi untuk menumbuhkan Sektor UMKM sehingga menjadikan tantangan untuk dapat mencari pangsa pasar yang lebih luas lagi.
Dalam menggenjot pembiayaan ke sektor UMKM, perseroan melakukan kolaborasi dengan bank induk, dan melakukan kerjasama dengan beberapa Instansi/Komunitas baik Pemerintah atau swasta yang menangani khusus segmen UMKM.
Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit ke segmen UMKM terus mengalami perlambatan dimana pada Juni 2025 hanya tumbuh 2,0%, dan di Juli pertumbuhannya lebih rendah lagi yakni di level 1,6%.
Selanjutnya: RI Dapat Dukungan Pembiayaan Folu Net Sink Sebesar US$ 60 Juta Dari Norwegia
Menarik Dibaca: Ini Manfaat Skin Fasting dan Cara Melakukannya dengan Benar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News