Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI) atau unitlink diprediksi bukan menjadi penyumbang asuransi terbesar pada tahun depan.
Kepala Eksekutif Pengawasan Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono mengatakan, hal tersebut diperkirakan terjadi sebagaimana peta jalan penguatan industri perasuransian 2023-2027 yang telah disusun.
“Lini usaha yang berkembang di 2025 tentunya ada pergeseran, untuk asuransi jiwa itu terjadi pergeseran, di mana produk unitlink nantinya diprediksi bukan menjadi penyumbang terbesar, dia bergeser ke urutan kedua,” kata Ogi dalam konferensi pers RDK OJK, Jumat (1/11).
Ogi mengatakan, pada tahun mendatang, produk asuransi konvensional berbentuk endowment atau polis dwiguna diperkirakan akan menjadi penyumbang premi asuransi terbesar.
Baca Juga: Naik 2,46%, Aset Industri Asuransi Capai Rp 1.142 Triliun per September 2024
Selain itu, Ogi mengatakan bahwa asuransi kesehatan diprediksi akan mengalami perbaikan di tahun 2025, setelah mengalami koreksi. Kemudian, untuk asuransi umum segmen harta-benda juga diperkirakan akan tetap menjadi kontributor yang menyumbangkan besaran cukup besar.
“Dan untuk kendaraan juga jadi bagian terbesar, sementara asuransi kredit setelah ada perbaikan, bergeser ke kontribusi di bawahnya,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Ogi menyebutkan bahwa total aset industri asuransi mencapai Rp 1.42,5 triliun. Angka tersebut naik 2,46% secara tahunan atau year on year (YoY). Sedangkan untuk aset sektor asuransi komersial tumbuh menjadi Rp 922,48 triliun atau tumbuh 3,81% YoY.
Baca Juga: Pendapatan Premi Asuransi Tumbuh 5,77% Jadi Rp 245,42 Triliun pada September 2024
Sementara premi asuransi, secara umum tercatat sebesar Rp 245,42 triliun. Angka tersebut tumbuh 5,77% YoY, yang terdiri dari premi asuransi jiwa yang naik 2,73% YoY dan premi asuransi umum dan reasuransi tumbuh 9,78% YoY.
“Adapun kinerja tersebut didukung oleh permodalan yang solid dan secara agregat industri asuransi jiwa dan asuransi umum melaporkan risk base capital masing-masing sebesar 458,31% dan 329,89%. Masih berada di atas threshold sebesar 120%,” tandasnya.
Selanjutnya: Impack Pratama Raup Pendapatan Rp 2,4 Triliun hingga September 2024
Menarik Dibaca: Kong-Rey Menjauh, Cuaca Terik di Indonesia Berangsur Mereda
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News