Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan pada awal tahun depan akan mulai mencarikan investor strategis untuk bank syariah. Target ini seiring dengan rampungnya pembentukan holding bank BUMN yang diperkirakan akan bisa terwujud pada akhir tahun ini.
Bandung Pardede, Asisten Deputi Keuangan I Kementerian Badan Usaha Milik Negara mengatakan bahwa pemerintah ingin agar bank syariah bisa mempunyai permodalan dan sumber daya manusia yang kuat dan produk yang beragam. Oleh karena itu, dalam tahap awal, kementerian ingin agar ada investor startegis yang bisa bekerjasama dengan bank syariah.
“Nantinya pemerintah masih akan menjadi pemilik mayoritas (bank syariah), investor strategis tersebut bisa berdampingan dengan pemerintah (sebagai pemegang saham),” ujar Bandung, menjawab pertanyaan KONTAN.
Untuk mendapatkan investor strategis yang dimaksud, pemerintah awal tahun depan akan melakukan roadshow dengan fokus adalah beberapa negara arab dan Timur Tengah. Harapannya setelah investor strategis ini masuk, nantinya bank syariah bisa naik buku menjadi BUKU III dari BUKU II. Selain itu seiring dengan naik BUKU diharapkan kapasitas pendanaan bank syariah akan mengalami kenaikan.
Targetnya, nanti pada 2019, pangsa pasar bank syariah akan mengalami kenaikan dari sampai 19% dati saat ini yang masih belum beranjak diangka 5%.
Sebagai informasi, saat ini hanya Bank Syariah Mandiri yang sudah berada di BUKU III sedangkan BNI Syariah dan BRI Syariah baru berada di bank BUKU II. Sedangkan BTN Syariah saat ini masih berstatus Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN.
Terkait dengan nasib UUS BTN, Bandung mengatakan, nantinya, diharapkan unit usaha syariah ini bisa digabung dengan bank syariah milik BUMN lainnya. “Setelah holding terbentuk nanti akan diatur mengenai aksi korproasi anak usaha bank BUMN,” ujar Bandung.
Mengenai rencana pemerintah terkait roadshow untuk mencari strategic partner sebagai usaha pengembangan bisnis, Direktur Utama BNI Syariah, Imam Teguh Saptono menyatakan masih menunggu arahan dari para pemegang saham. “Ini sebaiknya ditanyakan ke BNI induk perkembangannya, apakah mau dijual sahamnya atau bagaimana,” kata Imam, menjawab pertanyaan KONTAN, Kamis, (31/7) lalu.
Akan tetapi, menurutnya sudah banyak penawaran dari para investor. “Minat investor cukup tinggi, sudah ada beberapa yang menanyakan hal ini,” jelas Imam. Meski demikian, ia belum mau menyebut dari mana saja tawaran tersebut berasal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News