kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bunga kredit harus satu digit di kuartal IV


Selasa, 23 Februari 2016 / 11:09 WIB
Bunga kredit harus satu digit di kuartal IV


Reporter: Asep Munazat Zatnika, Galvan Yudistira, Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pemerintah nampaknya mulai berubah arah atas rencana membatasi 'margin' perbankan. Reaksi negatif pasar keuangan menjadi bahan pertimbangan. Pemerintah, kemarin, bahkan menggelar rapat koordinasi khusus membahas soal suku bunga.

Dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla, rapat dihadiri Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Wakil Menteri Keuangan, Menteri BUMN, dan Menteri Koordinator bidang Perekonomian. Hasilnya: mereka sepakat kalau bunga kredit bank turun.

Targetnya: kuartal IV tahun ini, suku bunga kredit bank bisa satu digit Apalagi, BI sudah memangkas bunga acuan dua kali menjadi 7% di tahun ini.

Tak ada alasan bagi bank untuk tidak ikut memangkas bunga kreditnya. Sederet kebijakan juga disiapkan agar bunga kredit bisa landai. Pertama, pemerintah dan BI akan terus menjaga inflasi di level 4% agar suku bunga simpanan dan bunga kredit kompak landai.

"BI akan melakukan kajian dan langkah agar policy rate dekat ke arah itu," kata Menko Perekonomian Darmin Nasution, Senin (22/2).

Kedua, Kementerian Keuangan dan BUMN akan berkoordinasi agar dana-dana pemerintah di bank BUMN tak mendapat suku bunga spesial. Yakni lewat revisi aturan Peraturan Pemerintah (PP) No 39/2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah serta aturan turunannya.

Lewat revisi ini, pemerintah akan mencantumkan batas maksimal bunga deposito serta larangan minta bunga tinggi atas simpanan pemerintah. Dengan cara ini, biaya dana perbankan bisa turun sehingga bank memangkas bunga kredit.

Ketiga, OJK akan mengatur batas atas (capping) patokan suku bunga deposito tertinggi yang kini di level 200 bps di atas BI rate. Lalu, OJK juga mengkaji pemberian insentif bila bank mau menurunkan net interest margin (NIM).

Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI) Achmad Baequni bilang, komponen biaya dana memang menjadi faktor paling besar mempengaruhi tingkat bunga kredit. Jika biaya dana murah, bank bisa memberikan bunga kredit satu digit.

"Idealnya: laba tinggi bank karena volume kredit yang naik, bukan karena bunga tinggi," ujar dia. Hanya, kata Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin, tiap bank tentu butuh waktu berbeda dalam menyesuaikan bunga kredit. "Rencana pemerintah bagus karena akan membuat industri perbankan lebih kompetitif," tandas Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×