Reporter: Christine Novita Nababan, Dea Chadiza Syafina, Issa Almawadi | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Akhirnya, pemerintah merilis aturan main bunga subsidi Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang baru. Ketentuan subsidi bunga untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 146/PMK.05/2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Subsidi Bunga untuk KUR.
Poin penting dalam beleid tersebut adalah, pemerintah menurunkan bunga KUR dari posisi sebelumnya di 21% menjadi 12% per tahun. Untuk itu, pemerintah akan memberikan subsidi bunga sebesar 7% per tahun untuk kredit mikro, 3% untuk kredit ritel, dan 12% untuk kredit tenaga kerja Indonesia (TKI).
Lantaran bunga KUR turun, tiga bank penyalur KUR menerapkan sejumlah strategi agar masih bisa meraih untung. Bank Rakyat Indonesia (BRI), contohnya. Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI, menyatakan, secara prinsip banknya tidak akan berbisnis KUR dengan rugi. "Dengan subsidi bunga yang diberikan pemerintah, kami masih bisa melakukan efisiensi," katanya ke KONTAN kemarin.
Menurut Budi, dengan subsidi bunga berkisar 3% hingga 7%, BRI masih bisa mengantongi margin. Sebelumnya, BRI mematok bunga KUR mikro sebesar 22% setahun dan 13% untuk KUR ritel.
Tardi, Direktur UKM/ UMKM Bank Mandiri, bilang, banknya tengah bernegosiasi dengan Jamkrindo dan Askrindo soal tarif Iuran Jaminan Premi (IJP) KUR. Negosiasi ini bertujuan agar Bank Mandiri tetap mendapat untung.
Sebagai gambaran, dengan subsidi bunga 7%, bank mengantongi margin 5%. Tapi, bank harus berbagi margin itu dengan Askrindo dan Jamkrindo sebagai penjamin KUR untuk IJP. "Kami sudah sepakat dengan Jamkrindo dan Askrindo mengenai IJP sebesar 1,5%, namun belum tertuang dalam perjanjian kerjasama tertulis," ucap Tardi.
Selain itu, Bank Mandiri juga bersiap menyusun ulang prosedur KUR. Bank pelat merah ini bakal menyiapkan teknis pembayaran dan reimbursement subsidi bunga kepada pemerintah. "Sangat diperlukan teknis perhitungannya seperti apa. Selama ini untuk KUR mikro perhitungannya flat," jelas Tardi.
Target KUR Berbeda dengan BRI dan Bank Mandiri, Ahmad Baequni, Direktur Utama BNI, mengatakan, penurunan bunga KUR bakal menekan pendapatan bunga banknya, kendati ada subsidi. Sebab, beban risiko ditanggung bank.
Toh, BNI tetap berminat menyalurkan KUR sebesar Rp 3 triliun di sepanjang tahun ini. Sebanyak Rp 1 triliun di antaranya dialokasikan untuk KUR mikro dan Rp 2 triliun mengalir ke KUR ritel.
Bank Mandiri juga mendistribusikan KUR sebesar Rp 3 triliun seperti target awal. "Target tidak berubah. Kami harap bisa langsung menyalukan KUR," ucap Tardi.
Sementara BRI belum bisa memastikan besaran nilai KUR yang bisa disalurkan. "Nanti secara resmi akan ditentukan target BRI setelah launching KUR," kaya Budi.
Sebelumnya, pemerintah menyatakan, sebagai salah satu penyalur kredit terbesar KUR, BRI telah menyiapkan kredit hingga Rp 20 triliun untuk KUR tahun ini. Tahun depan nilainya akan bertambah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News