kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bunga KUR turun, bank menengah kecil cari peluang dari segmen non-KUR


Kamis, 21 November 2019 / 22:40 WIB
Bunga KUR turun, bank menengah kecil cari peluang dari segmen non-KUR
ILUSTRASI. Layanan di PT Bank Sahabat Sampoerna. Penurunan bunga kredit usaha rakyat (KUR) tak akan mengganggu bisnis Bank Sahabat Sampoerna


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) menjadi 6% pada 2020 mendatang tak cuma bakal jadi tantangan bagi bank perkreditan rakyat (BPR). Bank di kelas bank umum kegiatan usaha (BUKU) I dan BUKU II juga bakal kena imbas. Meski demikian, sejumlah bankir bank kecil menengah ini mengaku bakal mencari peluang dari penurunan suku bunga tesebut.

“Penurunan suku bunga KUR jelas merupakan tantangan bagi BUKU I dan BUKU II yang mengandalkan dana pihak ketiga (DPK) dari deposito atau dana mahal,” kata Direktur PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) Efdinal Alamsyah kepada Kontan.co.id, Kamis (20/11).

Besarnya porsi deposito dalam DPK sebuah bank bakal membuat biaya dana alias cost of fund bank tinggi. Untuk menjaga profitabilitas dengan biaya dana yang tinggi, bank biasanya juga akan memasang suku bunga yang tinggi. Sehingga akhirnya, suku bunga bank kecil sulit bersaing dengan suku bunga KUR.

Baca Juga: Bank jumbo siap eksekusi kenaikan plafon KUR

Meski demikian, menurut Efdinal, tak serta merta pasar bank cilik bakal tegerus akibat makin susutnya suku bunga KUR. Menurutnya, sejumlah segmen usaha mikro juga masih banyak yang belum tersentuh oleh KUR.

“Menghadapi makin rendahnya suku bunga KUR yang pasti kami tidak akan menyasar segmen yang dilayani KUR. Selain itu, pembiayaan segmen mikro kami juga lebih banyak melalui kerja sama dengan BPR yang punya keahlian di sana,” ujarnya.

Kerja sama dengan BPR, kata Efdinal, juga lebih efisien dibandingkan menyalurkan kredit mikro secara mandiri. Sebab, BPR punya sumber daya mumpuni untuk menyalurkan kredit mikro seperti tenaga pemasaran, penagihan, dan kantor cabang yang tak sedikit.

Hal senada juga diungkop oleh Direktur Keuangan PT Bank Sahabat Sampoerna Hengky Suryaputra. Ia menilai pelaku usaha UMKM sejatinya lebih banyak dibandingkan yang bisa digarap via KUR.

Baca Juga: Bunga KUR bakal menyusut, bisnis BPR berpotensi terganggu

“Ini dapat terjadi misalnya karena keterbatasan plafon pinjaman, maupun batasan lainnya. Penurunan suku bunga dan tambahan plafon KUR sebenarnya tak akan terlalu mempengaruhi bisnis kami. Karena posisi kami sebenarnya melengkapi layanan KUR kepada calon debitur yang tak tersentuh KUR,” katanya kepada Kontan.co.id.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×