kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bunga KUR bakal menyusut, bisnis BPR berpotensi terganggu


Kamis, 21 November 2019 / 20:26 WIB
Bunga KUR bakal menyusut, bisnis BPR berpotensi terganggu
ILUSTRASI. DPK Bank Perkreditan Rakyat (BPR): Suasana booth Perhimpuan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia dalam Inconesia Banking Expo, Sabtu (30/8). Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2014, jumlah DPK BPR di seluruh Indonesia mencapai Rp 52,12 tr


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) bakal menghadapi tantangan serius tahun depan. Alasannya pemerintah bakal menurunkan suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) dari 7% menjadi 6% pada 2020 mendatang.

Tak cuma menurunkan suku bunga, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto pekan lalu juga mengumumkan total plafon KUR bakal ditambah secara bertahap hingga mencapai Rp 325 triliun pada 2004. Plafon kepada debitur mikro pun akan ditingkatkan dari Rp 25 juta menjadi Rp 50 juta.

Baca Juga: Terdorong kenaikan suku bunga, rasio BOPO di bank besar menanjak

Makin mininya bunga KUR ditambah nilai plafon yang menggemuk diakui sejumlah BPR bakal menganggu penyaluran kredit. Sebab, segmen KUR dan BPR menyasar segmen debitur yang sama: mikro. Terlebih suku bunga yang ditawarkan BPR bisa empat kali lipat di kisaran 23%-25% dibandingkan suku bunga KUR.

“Dengan penurunan suku bunga KUR tahun depan, tantangan BPR makin berat, pangsa pasar BPR juga akan makin tergerus,” Kata Direktur Utama PT BPR Hasamitra I Nyoman Supartha kepada Kontan.co.id, Kamis (20/11).

Pria yang akrab disapa Mansu ini menambahkan dalam beberapa aspek seperti suku bunga, SDM, dan teknologi BPR memang sulit bersaing dengan bank umum.

Baca Juga: Hore, LPS tetap mempertahankan tingkat bunga penjaminan rupiah sebesar 6,5%

Pun rasio kredit macet alias non performing loan (NPL) BPR juga masih sangat tinggi. Per Agustus 2019, Otoritas Jasa Keuangan mencatat dari total kredit yang disalurkan 1.579 BPR di tanah air senilai Rp 106,09 triliun, nilai kredit macet bersihnya (NPL net) mencapai Rp 7,81 triliun atau setara 7,36%.




TERBARU

[X]
×