kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bunga naik, Eximbank buru-buru cari utang


Jumat, 07 April 2017 / 11:29 WIB
Bunga naik, Eximbank buru-buru cari utang


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Rencana The Fed menaikkan suku bunga dalam beberapa tahap di tahun ini menjadi perhatian Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Pasalnya, hal ini bakal berdampak pada pendanaan dari lembaga yang biasa dikenal sebutan Indonesia Eximbank tersebut.

Menurut Direktur Pelaksana III Eximbank Raharjo Adisusanto, kenaikan bunga The Fed berpotensi membuat bunga pendanaan makin mahal. Makanya salah satu strategi yang disiapkan oleh Eximbank adalah memupuk pendanaan dari awal tahun.

Dengan begitu, beban pendanaan yang ditanggung bisa ditekan serendah mungkin. "Jadi kami lakukan front loading sebagai antisipasi sebelum suku bunga berpotensi terus naik," kata dia kepada KONTAN, pekan ini. Setidaknya di awal tahun ini, Eximbank sudah mengeluarkan dua surat utang, satunya dalam denominasi mata uang rupiah dan satunya lagi dalam mata uang asing.

Yang pertama, Eximbank menawarkan Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank III Tahap IV Tahun 2017 pada akhir Februari 2017. Adapun nilai obligasi yang dirilis sebanyak Rp 5,22 triliun.

Yang terbaru euro medium term notes (EMTN) yang setara dengan US$ 500 juta. Surat utang bertenor tujuh tahun ini dimanfaatkan untuk mendukung pembiayaan Eximbank dalam jangka panjang.

Selama tahun ini, Eximbank berencana merilis surat utang sekitar Rp 14 triliun dalam empat tahapan. Ditambah, lembaga tersebut masih mengincar pendanaan dari pinjaman asing yang diperkirakan sebesar US$ 700 juta di tahun ini.

Raharjo melanjutkan, upaya mencari dana murah memang menjadi salah satu perhatian penting. Sebab pada tahun lalu, Eximbank mencatatkan kenaikan beban bunga dan bagi hasil sebesar 36,4% dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp 4,24 triliun.

Kenaikan ini karena di tahun lalu The Fed sudah menaikkan suku bunga yang berdampak pada kenaikan bunga pendanaan yang didapat Eximbank. Ditambah lagi, sejumlah debitur di beberapa sektor tertentu melakukan switching dari tadinya menggunakan mata uang dollar menjadi rupiah karena nilai tukar dinilai tak kondusif.

Padahal, biaya dana rupiah dan dollar terpaut lumayan jauh. Bila bunga pendanaan dollar berada di kisaran 3%. Sementara, bunga pendanaan rupiah bisa menembus 8%. Dus, beban biaya dana Eximbank makin besar saja.

Dengan upaya-upaya ini, Raharjo menargetkan, kenaikan beban bunga dan bagi hasil yang ditanggung Eximbank bisa ditekan di 2017. Eximbank berharap beban bunga di tahun ini akan bisa dijaga sebesar Rp 4,9 triliun. "Atau hanya naik 17% dari tahun kemarin," ungkap dia.

Di sisi lain, target pertumbuhan pendapatan bunga plus bagi hasil dipasang cukup tinggi mencapai 23,7%. Yakni dari Rp 6,6 triliun menjadi Rp 8,2 triliun.

Alhasil, pendapatan bunga bersih ditargetkan bisa menyentuh Rp 3,2 triliun, naik 356% dari tahun lalu yang mencapai Rp 2,3 triliun. Padahal, pendapatan bunga bersih Eximbank di tahun lalu menurun sebesar 4,3% seiring kenaikan biaya dana yang terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×