kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Butuh modal, Bank Muamalat akan rights issue dengan target perolehan Rp 3,29 triliun


Senin, 11 November 2019 / 19:12 WIB
Butuh modal, Bank Muamalat akan rights issue dengan target perolehan Rp 3,29 triliun
ILUSTRASI. Petugas teller melayani nasabah Bank Muamalat Jakarta.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk kembali menggaungkan rencana penambahan modal melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue. Dalam keterbukaannya, Bank Muamalat mengumumkan akan meminta persetujuan atas rencana rights issue kepada para pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang akan digelar pada Senin (16/12) mendatang.

Masih dalam keterbukaan, Bank Muamalat menuturkan bahwa pihaknya berencana mengeluarkan saham seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham dalam jumlah sebanyak-banyaknya 32,96 miliar saham. Memakai asumsi tersebut, artinya Bank Muamalat menargetkan perolehan dana sebesar Rp 3,29 triliun lewat aksi korporasi tersebut.

Baca Juga: Bank BUMN diminta masuk ke Bank Muamalat? Begini kata manajemen

Adapun, perkiraan periode pelaksanaan penambahan modal tersebut masih belum ditentukan. Namun, Bank Muamalat menyebut bahwa sesuai ketentuan pasal 8 ayat (3) POJK No. 32/2015, jangka waktu antara tanggal persetujuan RUPSLB sehubungan dengan PUT (penawaran umum terbatas) HMETD sampai dengan efektifnya pernyataan pendaftaran PUT HMETD tidak lebih dari 12 bulan. 

"Karenanya, Bank Muamalat berencana untuk melaksanakan penambahan modal melalui PUT HMETD dimaksud dalam periode 12 bulan tersebut," tulis manajemen, Jumat (8/11).

Selain itu, pelaksanaan PUT HMETD juga baru akan dilakukan jika Bank Muamalat telah memperoleh persetujuan dari RUPSLB perseroan dan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sementara itu, nantinya seluruh dana bersih yang diperoleh dari PUT HMETD akan dipergunakan untuk memperkuat struktur permodalan dan meningkatkan capital adequacy ratio (CAR) Bank Muamalat. 

Setelah dana hasil PUT HMETD diterima oleh Bank Muamalat, maka dana tersebut akan diklasifikasikan ke dalam modal inti (tier-1) Bank Mualamat dan menjadi bagian dari struktur permodalan.

Meski bakal menerbitkan saham baru, struktur kepemilikan saham Bank Muamalat belum akan berubah. Antara lain Islamic Development Bank (IDB) masih akan memegang 32,74% saham di Bank Muamalat, namun jumlah saham yang dimiliki naik dari 14,13 miliar atau naik 10,79 miliar saham dari sebelum rights issue. 

Sementara Boubyan Bank akan memiliki 9,49 miliar saham atau setara 22% kepemilikan saham. Atwil Holding Ltd. akan memiliki 7,7 miliar saham setara 17,91% porsi kepemilikan, National Bank of Kuwait sebesar 8,45% dengan 3,64 miliar saham. IDF Investment Foundation sebanyak 1,5 miliar saham setara 3,48% porsi kepemilikan, BMF Holding Limited senilai 1,22 miliar lembar saham sebesar 2,84% dan saham publik naik menjadi 5,42 miliar lembar saham atau setara 12,58%.

Meski begitu, manajemen menegaskan apabila pemegang saham Bank Muamalat tidak mengambil haknya dalam rights issue tersebut, maka kepemilikan pemegang saham akan terdilusi sesuai porsi pelaksanaan HMETDnya.

Asal tahu saja, rencana rights issue Bank Muamalat ini sudah tiga kali mundur dari rencana. Sejatinya, jadwal pelaksanaan rights issue semula yakni pada pertengahan Juli tahun 2019 ini. 

Baca Juga: Bank Muamalat cetak kenaikan laba bersih 145% yoy di kuartal ketiga

Sebelumnya, dalam pemberitaan yang  dimuat KONTAN (14/8) lalu mundurnya rencana tersebut lantaran ada beberapa persyaratan administrasi yang harus dilengkapi lebih dulu.

Nah, Bank Muamalat sebelumnya menyatakan memerlukan kebutuhan pendanaan hingga Rp 4 triliun. Selain itu dalam prospektus rights issue sesuai keputusan RUPSLB tahun lalu, dana yang diincar yakni sebesar Rp 2 triliun.

Sebagai tambahan informasi, berdasarkan laporan keuangan Juni 2019 lalu total CAR Bank Muamalat sebesar 12,01% turun dari tahun sebelumnya 15,92%. Sementara total modal inti Bank Muamalat per Juni 2019 tercatat sebesar Rp 3,55 triliun turun dari tahun sebelumnya Rp 3,82 triliun atau turun 7,01% secara yoy.

Tergerusnya modal Bank Muamalat bisa jadi disebabkan tingginya NPF (gross) Bank Muamalat yang menembus 5,41% per Juni 2019. Meningkat dari Juni 2018 lalu yang hanya sebesar 1,65%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×