kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Butuh Rp 35 triliun, FIF cari pinjaman luar negeri


Kamis, 26 Maret 2015 / 22:42 WIB
Butuh Rp 35 triliun, FIF cari pinjaman luar negeri
ILUSTRASI. Daftar tanaman hias cocok ditanam saat cuaca panas.


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Federal International Finance (FIF) kembali berencana mengandalkan pinjaman dari luar negeri untuk memenuhi sumber pendanaan. Harap maklum, sumber dana pembiayaan yang dibutuhkan FIF cukup besar yakni sekitar Rp 35 triliun tahun ini. 

Sekadar informasi, tahun lalu FIF memperoleh pinjaman sindikasi dari Korea, Jepang, Taiwan, Hong Kong, Singapura, Australia dan Amerika Serikat. "Tahun ini kayaknya pasti masuk ke Jepang, Singapura dan Hong Kong. Sisanya belum tahu," ujar Jerry Fandy, Head of Treasury and Funding Division FIF, Kamis (26/3).

Sayangnya, ia belum dapat memastikan kapan roadshow untuk memperoleh pinjaman tersebut berlangsung. 

Menurutnya, kebutuhan pendanaan FIF yang begitu besar umumnya membuat mereka kesulitan untuk memenuhinya jika hanya mengandalkan pinjaman dalam negeri. Memang dari pendanaan tahun lalu, sekitar 42% masih berasal dari pinjaman sindikasi. Sisanya bersumber dari penerimaan angsuran (collection) sekitar 26%, pembiayaan bersama (joint financing) 17%, pinjaman bank dalam negeri mencapai 9%, serta obligasi sebesar 6%. 

"Lokal susah, butuh lebih dari Rp 30 triliun. Siapa yang mau. Bank Mandiri bisa kasih Rp 1 triliun, BCA sekitar Rp 800 miliar. Kami butuh (dana) terus kan," terangnya.

Jerry mengungkapkan, FIF melakukan hedging terhadap pinjaman luar negeri tersebut untuk menghindari risiko fluktuasi mata uang. Oleh karena itu, FIF tidak khawatir atas tren menguatnya mata uang Dollar Amerika. 

Dalam mencari pendanaan, menurut Jerry, FIF terbilang fleksibel. Mereka tetap menyasar sumber pendanaan dengan biaya dana (cost of fund) yang paling murah.

Misalnya, saat biaya dana bagi obligasi cukup murah, maka mereka akan memperbesar porsi pendanaan dari surat utang. Begitu pula dengan sumber pendanaan lainnya. "Kami tidak kaku kok, tergantung pasar dan situasi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×