Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank pelat merah turut menjadi penyalur Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang menjadi bagian dari program pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Di antaranya adalah PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI).
Ada beberapa skema subsidi hunian bagi MBR yang dilakukan pemerintah. Mayoritasnya dalam skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Lalu ada bantuan Subsidi Selisih Bunga (SSB), Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM), hingga skema bantuan pembiayaan perumahan berbasis tabungan (BP2BT).
Pada tahun 2021, Kementerian PUPR menganggarkan dana FLPP sebesar Rp 16,66 triliun untuk 157.500 unit rumah, bantuan BP2BT akan dianggarkan sebesar Rp 8,7 miliar untuk 218 unit tetapi bisa ditingkatkan sampai 66.750 unit.
Bantuan SSB Rp 5,96 triliun dan SBUM sebesar Rp 630 miliar untuk 157.000 unit dimana bantuan subsidi ditetapkan Rp 4 juta di seluruh Indonesia, kecuali Papua Barat Rp 10 juta.
Baca Juga: Tak perlu cemas, begini nasib program KPR subsidi di bank syariah BUMN usai merger
Bank Mandiri turut serta jadi penyalur KPR subsidi untuk semua program pemerintah tersebut.
Executive Vice President Consumer Loans Bank Mandiri Ignatius Susatyo Wijoyo mengatakan, KPR disalurkan kepada MBR yang belum memiliki rumah tetapi harus memenuhi aspek kemampuan membayar.
Persyaratan lainnya, calon nasabah harus memiliki KTP yang terdaftar di Dukcapil, belum pernah menerima subsidi rumah, memiliki penghasilan maksimal Rp 8 juta, dan memiliki penghasilan tetap. "KPR subsidi mayoritas kami berikan ke karyawan yang memang memiliki income tetap," jelas Susatyo kepada Kontan.co.id, Selasa (2/2).
Pekerja informal juga bisa mendapatkan KPR subsidi Bank Mandiri dengan catatan memiliki pekerjaan yang jelas, memiliki saldo dalam rekening dan dalam catatan rekening tercatat memiliki penghasilan yang cukup untuk melakukan angsuran setiap bulan.
Dengan adanya persyaratan yang mesti dipenuhi calon debitur maka tunawisma tentu tidak bisa mengakses KPR subsidi dari bank ini.
Bank Mandiri saat ini tengah menggodok untuk bisa melakukan pembiayaan KPR subsidi kepada pekerja informal yang bermitra dengan platform digital seperti e-commerce. Banyak pelapak-pelapak di e-commerce yang memiliki penjualan bagus dan saat ini sebagian sudah dibiayai bank dalam bentuk modal kerja.
Dari pembiayaan modal kerja itu, Bank Mandiri bisa melihat perkembangan bisnis para pelapak tersebut untuk dinilai apakah layak untuk dibiayai dari sisi kredit konsumsinya termasuk KPR.
Susatyo menjelaskan, bunga KPR subdidi untuk FLPP dan SSB tidak berbeda yakni fixed 5% sepanjang tenor. Harga rumah subsidi untuk skema inipun sudah ditetapkan pemerintah.
Baca Juga: Kredit perumahan tahun ini bakal menggeliat, ini alasannya
Dalam skema FLPP, pemerintah akan memberikan bantuan likuiditas yang ditempatkan di bank dalam bentuk giro untuk membiayai 75% harga rumah dan 25% dibiayai bank.
Sementara skema BP2BT berbeda. Subsidi yang diberikan pemerintah dalam bentuk bantuan uang muka sekitar Rp 32 juta- Rp 40 juta, namun bunga KPR yang dikenakan kepada nasabah akan menggunakan bunga KPR komersial yang berlaku di bank.
Batasan harga hunian yang bisa menggunakan KPR BP2BT akan bergantung pada zona lokasi yang ditetapkan Kementerian PUPR. Untuk rumah tapak mulai dari Rp 150 juta hingga Rp 219 juta dan rumah susun mulai Rp 288 juta hingga Rp 385 juta. Lalu, untuk rumah yang dibangun secara swadaya berkisar Rp 120 juta hingga Rp 155 juta.
Permintaan akan KPR subsidi di Bank Mandiri sangat tinggi dimana dalam aplikasi Sikasep jumlah calon pembeli rumah subsisi yang memilih bank ini mencapai 6.000. Itu sebabnya, perseroan mengajukan kuota FLPP 10.000 unit tahun ini.
Kementerian PUPR baru memberikan kuota 3.000 unit tahun ini, naik dari relasasi tahun lalu sebanyak 2.700 unit."Namun, kami masih bisa mengajukan tambahan kuota pada semester kedua jika kuota tahap pertama ini sudah terserap semua," ujar Susatyo.
BRI melayani KPR subsidi dari program pemerintah yakni KPR Sejahtera FLPP dengan skema KPR bunga 5% sepanjang tenor dan DP mulai 1% SBUM dengan skema bantuan tambahan uang muka bagi debitur program FLPP, dan BP2BT.
Kriteria yang ditetapkan BRI untuk mengakses KPR subsidi tersebut juga tak berbeda dengan Bank Mandiri.
Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, program subsidi itu pada dasarnya memang ditujukan kepada masyarakat yang belum memiliki rumah namun harus memperhitungkan aspek finansial dari calon debitur untuk menilai kemampuan pembayaran kreditnya.
Sepanjang tahun 2020, BRI telah menyalurkan 100% sesuai kuota FLPP yang telah diberikan oleh Kementerian PUPR yakni 4,969 unit dengan nilai Rp 531 miliar.
Permintaan KPR subsidi yang diterima bank ini juga meningkat lewat aplikasi Sikasep sehingga BRI mengajukan kuota 25.000 unit tahun ini. Namun, saat ini yang disetujui pemerintah baru 6.000 unit yang ditargetkan akan tersalurkan seluruhnya pada kuartal I.
Selanjutnya: Ini program bantuan Rp 40 juta dari Pemerintah untuk pengajuan KPR BTN, berminat?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News