Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) mencatatkan kinerja keuangan positif hingga Desember 2024. LPEI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 232,5 miliar.
Pencapaian tersebut merupakan hasil dari upaya penyehatan yang dilakukan LPEI secara konsisten sejak 2020, termasuk proses transformasi yang ditujukan untuk perbaikan proses bisnis dan penguatan di seluruh aspek lembaga.
Pelaksana Tugas Ketua Dewan Direktur merangkap Direktur Eksekutif LPEI, Yon Arsal mengatakan, LPEI terus berupaya meningkatkan pertumbuhan bisnis yang prudent dan berkelanjutan. Hal ini tercermin dalam pencapaian positif sepanjang 2024.
Baca Juga: LPEI Menetapkan Tiga Program Desa Devisa Baru
"Di sepanjang 2024, LPEI berhasil mencetak pertumbuhan laba, perbaikan kualitas aset serta rasio modal yang kuat,” kata Arsal dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Selasa (11/2).
Lebih lanjut, Arsal mengatakan, sepanjang 2024, LPEI fokus memperbaiki kinerja keuangan yang ditunjukkan melalui rasio keuangan, seperti meningkatnya rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) sebesar 34,25%, dari 17,82% di tahun sebelumnya.
Selain itu, recovery asset collection LPEI mencapai Rp 2,8 triliun pada 2024 dengan Non Performing Financing (NPF) net sebesar 4,52%.
Angka ini masih dalam batas yang dapat diterima industri keuangan, dan Return on Equity (ROE) sebesar 2,51%, meningkat dari yang sebelumnya 71,71% pada tahun sebelumnya.
Baca Juga: LPEI Dorong Eksportir Indonesia Garap Pasar Afrika
Sedangkan dari sisi kualitas aset produktif, Arsal bilang, pertumbuhan pembiayaan difokuskan pada selected portofolio yang tumbuh 2% menjadi Rp 30,2 triliun.
Di sisi lain, Arsal menuturkan bahwa manajemen LPEI telah melaksanakan berbagai langkah strategis dalam lima tahun terakhir untuk menyehatkan lembaga, antara lain penerapan strategi bisnis yang selektif, penguatan aspek manajemen risiko melalui perbaikan proses, sistem, dan penyempurnaan kebijakan.
“Lalu manajemen LPEI juga fokus untuk melakukan pemulihan dan pengelolaan aset bermasalah, penguatan sumber daya manusia, teknologi informasi, dan operasional dan pengelolaan biaya operasional yang hati-hati dan disiplin,” ujarnya.
Sebagai bagian dari pelaksanaan mandat Undang-Undang No. 2 tahun 2009 tentang LPEI, Arsal mengatakan bahwa lembaga ini juga memberikan dukungan kepada pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) berorientasi ekspor melalui kegiatan jasa konsultasi.
Baca Juga: Dorong UMKM Naik Kelas, BRI dan LPEI Kolaborasi Bikin Marketplace
Adapun sepanjang tahun 2024, LPEI bekerja sama dengan Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Bank Indonesia, dan berbagai pemerintah daerah.
Dengan kerja sama ini berhasil mendorong tumbuhnya 1.097 eksportir baru dan pembangunan 928 Desa Devisa baru, sehingga total Desa Devisa mencapai 1.845 desa secara akumulatif.
Penyaluran PKE Tumbuh
Sementara itu, Arsal menyebutkan, dalam menjalankan peran sebagai Special Mission Vehicle (SMV) pemerintah, LPEI mencatat penyaluran pembiayaan melalui program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) mencapai lebih dari Rp 7,2 triliun di tahun 2024, dan lebih dari Rp 20 triliun sejak tahun 2020.
Menurutnya, melalui program PKE, LPEI mendukung program strategis pemerintah dalam mendorong daya saing ekspor nasional, termasuk fasilitasi perluasan pasar ekspor ke negara-negara di Kawasan Afrika, Asia Selatan, Timur Tengah, Eropa Timur, dan Amerika Latin.
“Kemudian kami juga fasilitasi ekspor bagi industri farmasi dan alat kesehatan, serta industri strategis seperti alat transportasi dan penerbangan,” kata dia.
Baca Juga: Lunasi Obligasi Jatuh Tempo, LPEI Siapkan Dana Senilai Rp 1,78 Triliun
Dia menyebutkan, pemanfaatan program PKE di sepanjang 2024 juga telah menciptakan developmental impact hingga Rp 18,8 triliun dengan negara tujuan ekspor lebih dari 90 negara dan akan terus bertumbuh.
Arsal menambahkan, untuk strategi yang akan dilakukan LPEI agar bisa mencapai target di tahun 2025, di antaranya yaitu, dengan mempertahankan dan meneruskan proses transformasi yang memperkuat fondasi lembaga, serta membangun sinergi dan kolaborasi dengan instansi kementerian, lembaga, otoritas, institusi keuangan, mitra pelaku usaha, dan pemerintah daerah.
Selanjutnya: Tak Diguyur Hujan, Ini Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (12/2)
Menarik Dibaca: Tak Diguyur Hujan, Ini Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (12/2)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News