Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Credit Bureau Indonesia (CBI) menegaskan komitmennya sebagai motor inovasi industri keuangan lewat forum CBI Connect 2025 yang digelar di Jakarta.
Dengan mengusung tema “Driving Innovation for the Next Era of Credit Risk”, forum ini menjadi ajang strategis untuk membahas masa depan pengelolaan risiko kredit, inklusi keuangan, dan peran Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP) dalam mendukung pembangunan ekonomi jangka panjang Indonesia.
CBI memperkenalkan tiga fokus inovasi utama yang diyakini akan membentuk arah baru ekosistem keuangan nasional.
Pertama, penguatan manajemen risiko kredit melalui layanan CBI Polaris, Portfolio Alerts, dan Income Predictor.
Baca Juga: Simpanan Rumah Tangga Di Perbankan Turun Dorong Peningkatan Kredit Macet
Inovasi ini memungkinkan lembaga keuangan membangun model risiko secara aman, mendeteksi dini potensi kredit bermasalah, serta memperkirakan pendapatan calon debitur guna mengurangi risiko kelebihan paparan.
Kedua, dukungan terhadap pertumbuhan UMKM yang inklusif melalui SME Bureau. Layanan ini menyediakan laporan komprehensif dan sistem pemeringkatan UMKM sehingga proses onboarding maupun penilaian kredit dapat dilakukan lebih cepat, efisien, dan akurat.
Dengan begitu, lembaga keuangan dapat memperluas pasar sekaligus menjaga kualitas portofolio kredit.
Ketiga, peningkatan literasi kredit masyarakat lewat aplikasi mobile SkorKu. Aplikasi ini memberikan akses mudah bagi individu untuk mengetahui riwayat dan skor kredit pribadinya.
Baca Juga: OJK Terapkan Pendekatan Baru untuk Dorong Penyaluran Kredit UMKM
Transparansi ini diharapkan mendorong masyarakat lebih bijak dalam mengelola kesehatan finansial sekaligus meningkatkan kesiapan mereka dalam meraih target hidup.
Sejumlah panelis dari Mandiri Utama Finance, Allo Bank, Indodana Fintech, dan CBI menekankan pentingnya pemanfaatan data, analitik prediktif, dan verifikasi digital. Menurut mereka, teknologi ini membuat proses kredit menjadi lebih cepat, transparan, dan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Presiden Direktur CBI, Anton K. Adiwibowo, menegaskan bahwa forum ini bukan hanya konferensi biasa, melainkan ruang kolaborasi untuk mendorong adopsi teknologi dan data dalam memperkuat manajemen risiko serta membuka peluang pertumbuhan lintas ekosistem keuangan.
"CBI Connect 2025 bukan sekadar konferensi. Forum ini kami rancang sebagai ruang kolaborasi untuk mendorong adopsi teknologi dan data dalam memperkuat manajemen risiko, membuka peluang pertumbuhan bagi lembaga keuangan, serta membangun jaringan dan kepercayaan lintas ekosistem," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (3/10/1015).
Baca Juga: Bank Mandiri Gandeng Eximbank Siapkan Fasilitas Kredit untuk Pelaku UMKM Ekspor Impor
Dalam sambutannya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menekankan pentingnya peran LPIP seperti CBI dalam mendukung agenda prioritas nasional.
Kepala Departemen Perizinan dan Manajemen Krisis Perbankan OJK, Aslan Lubis, menyebut CBI Connect 2025 sebagai momentum penting untuk memperluas akses pembiayaan, memperdalam pasar keuangan, sekaligus meningkatkan inklusi keuangan bagi masyarakat dan UMKM.
Dengan posisi ini, CBI meneguhkan diri sebagai pionir inovasi dalam ekosistem jasa keuangan Indonesia, menghubungkan regulator, perbankan, fintech, multifinance, hingga UMKM dalam visi bersama membangun sistem keuangan yang inklusif, sehat, dan berdaya saing.
Selanjutnya: BGN: Senyawa Nitrit Jadi Pemicu Keracunan Makan Bergizi Gratis di Bandung Barat
Menarik Dibaca: Tips Menjual Emas Supaya Tidak Rugi, Ini yang Perlu Anda Perhatikan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News