kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

CCB datang, Bank Windu berganti baju


Senin, 17 Oktober 2016 / 06:05 WIB
CCB datang, Bank Windu berganti baju


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Bank Windu Kentjana International Tbk memasuki hidup baru. Setelah pemegang saham yaitu China Construction Bank (CCB) resmi masuk, Bank Windu menyusun sederet ambisi.

Hal pertama yang akan dilakukan adalah melakukan perubahan nama menjadi PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk. Pergantian nama ini diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Windu Kentjana pada akhir pekan lalu.

Perubahan identitas ini bisa ditempuh setelah bank berkode saham MCOR ini menyelesaikan legal merger dengan PT Bank Antar Daerah sebelum akhir tahun 2016. Proses merger ini merupakan bagian rencana bank untuk mempercepat proses naik kelas ke bank umum kegiatan usaha (BUKU) III.

Proses merger dengan Bank Antar Daerah ditargetkan rampung pada November tahun ini. Seiring dengan proses merger, perseroan tersebut bakal mendapatkan tambahan permodalan sehingga bisa naik BUKU.

Dari sisi rasio kecukupan modal atawa capital adequacy ratio (CAR), Bank Windu bakal mempertebal modal menjadi 18,21%, dari saat ini sekitar 16,39%.

Sekretaris Perusahaan Bank Windu Andreas Basuki mengatakan, setelah proses merger selesai, pihaknya akan fokus ke tiga sektor pembiayaan. Yakni corporate banking, infrastruktur serta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

"Target pertumbuhan pada rencana bisnis bank (RBB) 2017 masih disusun," ujar Andreas kepada KONTAN, Minggu (16/10).

Sebagai gambaran, pada tahun ini Bank Windu menargetkan pertumbuhan aset hingga Rp 15,53 triliun. Target ini tumbuh sebesar 55% ketimbang posisi aset akhir 2015 lalu sebesar Rp 10,08 triliun.

Dengan target aset yang tinggi, pihaknya juga menargetkan mampu menggenjot kredit hingga 55,6% dari Rp 7,26 triliun menjadi Rp 11,30 triliun. Sementara dana pihak ketiga (DPK) juga ditargetkan tumbuh 49% jadi Rp 12,53 triliun, dari sebelumnya hanya sebesar Rp 8,36 triliun.

Dus, kredit dan DPK yang terdongkrak bakal berujung pada pertumbuhan laba sebelum pajak yang dipatok sebesar Rp 219 miliar. Angka ini melesat 125% ketimbang tahun lalu Rp 97 miliar.

Sampai semester I 2016, tercatat laba bersih Bank Windu tumbuh sebesar 33,3% menjadi Rp 32 miliar secara tahunan (year on year/yoy). Sementara penyaluran kredit tercatat tumbuh sebesar 2,2% menjadi Rp 7,12 triliun yoy.

Catatan saja, China Construction bank (CCB) menguasai 51% saham Bank Windu setelah bank ini mengakuisisi dulu bank Antardaerah. Untuk mengakuisisi bank Antardaerah, Bank Windu bakal menerbitkan saham baru alias rights issue sebanyak 26 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp 100 per saham.

Dana ini untuk membeli bank Antardaerah. Target awal, rencana akuisisi dan merger kelar di akhir Oktober ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×