Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Ciputra Indonesia (Ciputra Life) menyampaikan ada sejumlah faktor yang bisa memengaruhi kinerja pada tahun ini. Direktur Ciputra Life Listianawati Sugiyanto menerangkan salah satu faktornya, yakni kondisi ekonomi Indonesia secara umum.
"Selain itu, adanya faktor daya beli masyarakat dan pertumbuhan kredit," ujarnya kepada Kontan, Senin (24/3).
Meski ada beberapa faktor yang akan memengaruhi kinerja, dia berharap situasi ekonomi Indonesia membaik pada tahun ini sehingga bisa berdampak positif terhadap prospek produk asuransi dan kinerja pada 2025.
"Harapan itu juga didorong oleh target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup baik dan berbagai stimulus ekonomi yang akan dikeluarkan oleh pemerintah," katanya.
Untuk memaksimalkan kinerja pada tahun ini, Ciputra Life akan berfokus pada dua area utama, yakni produk dan pelayanan. Dari sisi produk, Listianawati menyampaikan Ciputra Life akan terus melakukan inovasi produk untuk memenuhi kebutuhan calon pelanggan.
Baca Juga: AAUI Resmi Luncurkan Peta Jalan Pengembangan Asuransi Pertanian 2025–2030
Dari sisi pelayanan, dia bilang Ciputra Life akan berfokus untuk meningkatkan layanan agar lebih fleksibel, efisien, dan terjangkau tanpa mengurangi kualitas layanan kepada nasabah melalui proses digitalisasi.
Terkait adanya tantangan klaim asuransi kesehatan yang masih tinggi, Listianawati menyebut pihaknya akan menerapkan sejumlah strategi untuk mengantisipasi hal tersebut. Dia mengatakan tentunya diperlukan kolaborasi dan peran serta dengan berbagai pihak, tidak hanya pelaku industri asuransi, tetapi juga dibutuhkan peran serta dari masyarakat untuk meningkatkan pola hidup sehat, fokus kepada preventif, dan deteksi dini.
"Dengan demikian, hal itu dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan juga peran serta dari penyedia layanan kesehatan, seperti rumat sakit, untuk memberikan treatment sesuai dengan kebutuhan pasien dan tidak melakukan overtreatment yang akan merugikan pasien dan meningkatkan loss ratio asuransi kesehatan," tuturnya.
Selain itu, Listianawati menerangkan upaya sinergi Coordination Benefit (COB) antara Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dengan perusahaan asuransi swasta juga akan berdampak positif kepada prospek asuransi kumpulan.
Sementara itu, Ciputra Life mencatatkan pendapatan premi sebesar Rp 79,5 miliar per Februari 2024. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di situs resmi perusahaan, nilai itu menurun 11,76%, jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 88,85 miliar.
"Adapun kontribusi dari asuransi kesehatan korporasi mencapai hampir 20% dari total pendapatan premi Ciputra Life," ungkap Listianawati.
Lebih lanjut, Listianawati menerangkan Ciputra Life mencatatkan total klaim sampai Februari 2025 sebesar Rp 20 miliar. Nilai itu meningkat sebesar 105,33%, jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 9,74 miliar. Dia menjelaskan 25% dari klaim Ciputra Life adalah klaim kesehatan korporasi.
Baca Juga: OJK Perketat Aturan Asuransi Kredit, Terapkan Risk Sharing dan Batas Biaya Akuisisi
Selanjutnya: Total Bangun (TOTL) Bidik Kontrak Baru Rp 5 Triliun di 2025
Menarik Dibaca: Didominasi Cuaca Berawan, Simak Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (25/3)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News