Reporter: Nadya Zahira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) menyatakan belum berminat untuk terjun ke pembiayaan emas meskipun telah terbit Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 17 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Bulion.
POJK ini merupakan turunan dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).
Baca Juga: CNAF Nilai Adanya Peraturan Innovative Credit Scoring Bakal Berdampak Positif
Aturan tersebut mengamanatkan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) untuk menyelenggarakan kegiatan usaha bulion, yang mencakup simpanan, pembiayaan, perdagangan, serta penitipan emas. Kebijakan ini bertujuan menjembatani supply dan demand dalam sektor emas.
Namun, Presiden Direktur CNAF, Ristiawan Suherman, menegaskan bahwa hingga saat ini perusahaan masih fokus pada pembiayaan kendaraan roda empat.
“CNAF masih tertarik pada pembiayaan kendaraan roda empat karena industri otomotif dan pembiayaan masih sangat menarik dengan banyak peluang untuk tumbuh,” ujar Ristiawan kepada Kontan.co.id pada Senin (18/11).
Ristiawan juga menyebut bahwa optimisme terhadap sektor otomotif terus meningkat, didukung oleh proyeksi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang memprediksi kebangkitan industri otomotif pada 2025 mendatang.
Baca Juga: CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Telah Salurkan Pembiayaan Mobil Baru Rp 1,93 Triliun
Selain itu, keyakinan pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif dan inflasi yang terkendali pada 2025 turut menjadi faktor pendorong optimisme CNAF.
“CNAF yakin optimisme ini akan membuat industri otomotif tetap menarik dengan banyak ruang untuk tumbuh lebih sehat,” tambahnya.
Fokus Digitalisasi dan Kesehatan Portofolio
Sebagai bagian dari strategi pertumbuhan, CNAF terus mengedepankan digitalisasi untuk mempermudah, mengamankan, dan mengefisienkan transaksi nasabah.
Baca Juga: Pembiayaan Mobil Bekas CIMB Niaga Auto Finance Capai Rp 5,05 Triliun per Oktober 2024
Perusahaan juga menjaga kesehatan portofolio melalui penerapan metode *risk-based pricing*, yaitu penetapan suku bunga sesuai dengan profil risiko nasabah.
Pada 2024, CNAF menargetkan penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp 9 triliun. Hingga Oktober 2024, perusahaan telah berhasil merealisasikan 88% dari target tersebut.
“CNAF tetap optimistis untuk dapat menutup tahun 2024 ini dengan kinerja yang tumbuh positif dan sehat,” tutup Ristiawan.
Selanjutnya: Cek Rekomendasi Saham ULTJ, SSIA, dan MYOR Untuk Selasa (19/11)
Menarik Dibaca: Sukuk Tabungan ST013 Tawarkan Kupon 6,4%-6,5%, Bisa Dibeli hingga 8 Desember 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News