Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) menyampaikan penurunan daya beli masyarakat masih menjadi tantangan bagi industri multifinance. Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman hal itu bisa berdampak terhadap penyaluran pembiayaan.
Untuk mengantisipasi dampak tersebut, Ristiawan menerangkan CNAF akan melakukan sejumlah upaya. Salah satunya, yakni akan tetap mempertahankan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko.
"Selain itu, menjaga kesehatan portofolio perusahaan seiring dengan pertumbuhan piutang pembiayaan," ucapnya kepada Kontan, Kamis (7/11).
Adapun piutang pembiayaan CNAF mencapai Rp 10,57 triliun sampai September 2024. Nilai itu tumbuh 40%, jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 7,54 triliun.
Baca Juga: CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Optimistis Rasio BOPO di Bawah 70% di Akhir 2024
Dalam menjaga Non Performing Financing (NPF) tetap rendah di tengah piutang pembiayaan yang terus tumbuh, Ristiawan menyampaikan pihaknya terus mengedepankan metode Risk Based Pricing atau penetapan suku bunga yang disesuaikan dengan profil risiko nasabah.
"Dengan demikian, angka Non Performing Financing (NPF) dapat terjaga dengan baik," kata Ristiawan.
Ristiawan mengatakan per September 2024, NPF CNAF tercatat berada di level 1,15%. Nilai itu membaik, jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 1,26%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News