kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Credit scoring jawab tantangan gap kredit di Indonesia


Kamis, 26 November 2020 / 15:07 WIB
Credit scoring jawab tantangan gap kredit di Indonesia
ILUSTRASI. aplikasi start-up atau start up keuangan?alias?fintech, Kredivo yang bisa membuat pembelian produk dengan sistem kredit.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia, kesenjangan (gap) antara kebutuhan kredit masyarakat dan penyaluran dana dari institusi keuangan masih menjadi isu krusial.

Dari 260 juta populasi penduduk Indonesia, angka penetrasi kartu kredit baru berada pada angka 3,2%. Salah satu tantangan terbesar dalam penyaluran kredit  adalah terbatasnya riwayat kredit individu.

Misalnya, pemilik usaha informal yang tidak memiliki pembukuan, atau karyawan muda yang baru memulai karirnya sehingga sulit mendapatkan kredit dari lembaga pembiayaan konvensional. 

Salah satu yang menjadi kunci dalam menjembatani kredit gap di Indonesia adalah dengan mengembangkan penilaian credit scoring (skor kredit) melalui inovasi dan peningkatan variasi data penilaian.

Baca Juga: UMKM mendominasi pinjaman fintech lending

Kehadiran fintech lending lantas membawa angin segar. Melalui teknologi, sistem skor kredit yang dimiliki fintech lending mampu menganalisa profil calon peminjam secara lebih cepat, efisien, komprehensif, dan mengurangi kebiasan data.

Hal ini berdampak pada peningkatan kelayakan kredit sehingga mampu memperluas akses kredit bagi masyarakat, dengan pengalaman pengajuan kredit yang lebih mudah dan cepat.

Chief Data Officer Kredivo Paramananda Setyawan mengatakan, adopsi machine learning menggunakan kombinasi data tradisional dan alternatif  memungkinkan Kredivo untuk menganalisis skor kredit pengguna dengan metrik setaraf bank sehingga menjadi lebih cepat dan efisien.

"Alternatif ini dapat menjadi salah satu solusi untuk menjawab tantangan gap kredit di Indonesia," kata Paramananda dalam esi Expert Gym: “Accelerating Financial Inclusion Through Adoption of Innovative Credit Scoring" sebagai rangkaian Pekan Fintech Nasional (PFN) 2020, beberapa hari lalu.

Saat ini, credit scoring Kredivo telah menilai kelayakan kredit sekitar 500 ribu pengguna tiap bulannya  serta mampu menyalurkan kredit bagi lebih dari 2 juta pengguna atau 25% dari basis pengguna kartu kredit saat ini. Lebih dari 60% dari total pengguna tersebut mendapatkan akses kredit pertamanya melalui Kredivo.

Inovasi skor kredit Kredivo bahkan telah mendapatkan pengakuan di industri melalui penobatan dari The Asian Banker Indonesia Awards dan IDC Digital Transformation Awards pada 2019 lalu.

Selain itu, melalui kemampuan dan standarisasi manajemen risiko yang setaraf dengan bank, Kredivo juga mampu menunjukkan kredibilitasnya di industri keuangan, terbukti lewat keberhasilannya meraih sejumlah pendanaan lini kredit dari bank nasional dan perusahaan investasi global.

Bahkan di tengah kondisi ekonomi yang menantang saat ini, Kredivo masih tetap mampu menjaga metrik manajemen risiko  setaraf mid-tier bank di Indonesia.

Setidaknya terdapat empat kelebihan inovasi credit scoring dibandingkan dengan metode analisa kredit yang konservatif yaitu meningkatkan kualitas penilaian kelayakan kredit.

Baca Juga: Bos OJK beberkan pekerjaan rumah terkait risiko siber pada Inovasi Keuangan Digital

Kemudian memperluas akses kredit dan mempercepat penyerapan kredit, lalu penyajian data yang lebih akurat serta real time. Terakhir, mengurangi bias informasi karena faktor - faktor human error.

"Algoritma yang digunakan fintech mampu memberikan hasil analisa yang akurat sesuai dengan profil risiko pengguna," ungkanya.

Meski demikian, akses kredit yang semakin terbuka luas bagi masyarakat karena adanya inovasi skor kredit juga perlu diikuti dengan prinsip kehati-hatian, baik dari pelaku fintech maupun pengguna.

“Kredivo senantiasa menerapkan prinsip responsible lending bagi para pengguna. Kami juga secara aktif melakukan berbagai edukasi terkait literasi keuangan sehingga masyarakat dapat secara bijak memanfaatkan akses kredit digital saat ini,” tutup Paramananda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×