kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

DANA bukukan pertumbuhan transaksi hingga 100% sepanjang tahun 2020


Selasa, 09 Februari 2021 / 22:10 WIB
DANA bukukan pertumbuhan transaksi hingga 100% sepanjang tahun 2020


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi telah menekan perekonomian, namun transaksi uang elektronik masih mampu bertumbuh. PT Espay Debit Indonesia Koe sebagai pengelola dompet digital DANA membukukan pertumbuhan transaksi hingga 100% sepanjang 2020.

CEO dan Co-Founder DANA Vince Iswara menyatakan terdapat top transaksi dari fitur kirim uang, pembayaran tagihan, dan transaksi e-commerce. Selain itu, jumlah pengguna DANA naik 25% yoy dari 40 juta menjadi 50 juta pengguna sepanjang 2020.

“Kita optimis 2021, akan tumbuh makin cepat, tak hanya DANA tapi di semua fintech. Saya confident pertumbuhan DANA bisa lebih baik dari 2020. Apalagi kesadaran masyarakat, pemerintah, UMKM sudah baik dalam menerapkan pembayaran digital,” papar Vince dalam konferensi virtual pada Selasa (9/2).

Baca Juga: Jasindo targetkan premi Rp 5,39 triliun pada tahun 2021

Oleh sebab itu, DANA akan fokus pada tiga aspek sepanjang 2021. Pertama, pengembangan tim dari segi talenta, skill, dan local talent. Sehingga bisa menghasilkan layanan yang memuaskan pengguna.

“Kedua teknologi, ini paling penting utama transaksi perlindungan dan privacy data. Kami ada zero data sharing policy, kita awasi dengan ketat. Juga akan terus inovasi produk yang makin nyaman bagi pengguna. Juga kerja sama dengan pemain lokal dan global (secure more partnership),” jelasnya.

Ketiga, DANA akan mempertahankan kepercayaan pengguna. Oleh sebab itu, DANA mengantongi sertifikasi ISO 27001 terkait keamanan pengguna di awal 2021. Selain itu, perusahaan juga melanjutkan sertifikasi DSS di 2020.

Sebelumnya Bank Indonesia (BI) mencatatkan pada tahun 2019 lalu, rata-rata harian transaksi uang elektronik berkisar Rp 400 miliar bahkan sempat menjadi Rp 550 miliar per hari di akhir 2029. Namun, sejak pandemi corona transaksi uang elektronik sempat turun.

Baca Juga: Ini strategi Bank Mandiri memulihkan aset hapus buku

“Memang sempat turun karena Covid-19, namun saat ini kembali naik. Uang elektronik banyak dipakai untuk transportasi, e-commerce, lalu outlet offline,” ujar Principal Economist Payment System Policy Department BI Agung Purwoko dalam diskusi virtual belum lama ini.

Transaksi uang elektronik di outlet offline cukup menerima dampak dari kebijakan pembatasan sosial. Namun sejak Mei 2020 hingga saat ini transaksi harian uang elektronik kembali naik ke arah Rp 550 miliar.

Agung mengaku saat ini, transaksi uang elektronik lebih banyak dilakukan oleh sektor keuangan non-bank terutama uang elektronik berbasis server. “Jadi dalam lima tahun pangsa non-bank meningkat, khususnya di area payment. Ini yang jadi penting untuk dicermati bahwa industri sudah berubah dan muncul pelaku baru,” tambah Agung.

Selanjutnya: Ada aturan baru untuk mencegah pencucian uang, ini kata pemain fintech

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×