Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank yang mayoritas kredit berasal dari segmen korporasi tampaknya lebih sulit melakukan pemulihan atas kredit bermasalah yang sudah tidak bisa ditagih atau hapus buku sepanjang tahun 2020 akibat tekanan pandemi Covid-19.
PT Bank Mandiri Tbk misalnya, mengalami penurunan pemulihan atau recovery aset kredit hapus buku tahun lalu. Bank ini melakukan hapus buku sebesar Rp 9,65 triliun atau turun dari Rp 10,84 triliun pada tahun sebelumnya.
Sementara pemulihannya hanya Rp 3,79 triliun atau 39,3% dari total kredit hapus buku. Pada tahun 2019, tingkat pemulihannya masih lebih tinggi yakni 44,5% atau senilai Rp 4,81 triliun.
Baca Juga: Ada aturan baru untuk mencegah pencucian uang, ini kata pemain fintech
Ahmad Siddik Badruddin. Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri mengatakan, proses pemulihan kredit hapus buku di tahun 2020 lalu sangat dipengaruhi oleh pandemi sehingga kemampuan membayar debitur menjadi menurun serta mempengaruhi daya beli dan minat investor terhadap asset yang ditawarkan bank.
"Imbasnya, potensi recovery dari penjualan agunan kredit menurun drastis dari yang diperkirakan," jelasnya pada KONTAN, Senin (8/2).
Selain itu, juga terdapat kendala dari sisi eksternal. Proses lelang sedikit terhambat dengan adanya implementasi PSBB yang sedikit banyak mengurangi ruang gerak bank melakukan upaya upaya pemulihan kredit hapus buku.
Tahun ini, Bank Mandiri memperkirakan pemulihan kredit hapus buku akan meningkat 12% dari tahun 2020. Proyeksi kenaikan ini dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi diperkirakan mulai pulih terutama dengan sudah dimulainya vaksinasi.
Sementara untuk kredit hapus buku diprediksi masih akan sedikit mengalami kenaikan sekitar10% dari target tahun lalu. Ini untuk mengantisipasi debitur-debitur yang usahanya sudah tutup dan tidak bisa diselamatkan lagi melalui restrukturisasi.
Baca Juga: Sejumlah bank masih berhasil mengerek kenaikan kontribusi laba dari anak usaha
Dalam menyelesaikan kredit bermasalah, Bank Mandiri akan tetap menjaga hubungan (contact) dengan debitur sehingga perseroan dapat memahami kesulitan yang dihadapi debitur dan bisa memberikan solusi penyelesaian kewajiban secara win-win solution.
Guna mengoptimalkan pemulihan dari kredit hapus buku, Bank Mandiri telah menyiapkan langkah-langkah diantaranya cara novasi atau take over kredit kepada investor baru, percepatan upaya lelang/ penjualan agunan bekerjasama dengan balai lelang, optimalisasi PKPU atau Pailit melalui penyelesaian kredit maupun pemberesan aset yg lebih cepat, serta kerjasama dengan lembaga pembiayaan atau mitra strategis lainnya dalam penyelesaian kredit.
"Tantangan recovery di tahun ini sepertinya masih sama dengan 2020 dimana kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya kembali pulih seperti sebelum masa pandemi sangat berpengaruh pada kinerja keuangan debitur ataupun calon investor pada saat penjualan agunan," pungkas Siddik.
Selanjutnya: Aktivitas ekonomi menurun, kredit konsumsi perbankan terkontraksi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News