kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dana infrastruktur Indonesia tergantung dollar AS


Rabu, 03 September 2014 / 22:38 WIB
Dana infrastruktur Indonesia tergantung dollar AS
ILUSTRASI. Moms, Ini 5 Olahraga yang Aman Dilakukan pada Trimester Pertama Kehamilan


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Pembiayaan pembangunan proyek infrastruktur yang bersifat jangka panjang, membutuhkan likuiditas dana yang tidak sedikit. Kepala Ekonom Standard Chartered Bank Indonsia, Fauzi Ichsan mengungkapkan, sebagian besar dana yang dibutuhkan dalam pembangunan proyek infrastruktur berupa valuta asing berdenominasi dollar Amerika Serikat.

Hal ini dikarenakan valas dollar AS dibutuhkan untuk membayar biaya impor bahan baku dan juga bahan modal. Ketergantungan sumber pembiayaan pembangunan proyek infrastruktur terhadap perbankan nasional, membuat perbankan membutuhkan likuiditas valas yang tidak sedikit.

"80% pembiayaan infrastuktur di Indonesia berasal dari perbankan dan investor asing. Namun, mayoritas pembiayaan perbankan dalam rupiah. Padahal proyek pembangunan infrastuktur rata-rata dalam dollar AS untuk impor bahan baku dan modal," ujar Fauzi di Jakarta, Rabu (3/9).

Pendanaan dalam bentuk dollar AS tentu ditebus perbankan nasional dengan biaya yang tidak murah. Likuiditas dollar AS pun cepat terkuras lantaran Indonesia mengalami defisit transaksi berjalan yang besar. 

Lebih lanjut Fauzi mengungkapkan, pembiayaan berdenominasi dollar AS dapat berasal dari investor asing yang terbagi menjadi utang dan saham. Pembiayaan dalam bentuk utang luar negeri (ULN) memiliki risiko pasar yang besar, salah satunya karena berasal dari risiko kenaikan suku bunga AS.

Fauzi bilang, jika Indonesia ingin mendapatkan dana investor asing, maka iklim investasi sudah selayaknya diperbaiki. Sehingga, secara otomatis, dana investor yang datang ke Indonesia akan sanggup membiayaai proyek pembangunan yang dinilai visible.

"Perlu banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Masalah utama biasanya pembebasan lahan. Jarang sekali investor asing yang mau mengeluarkan uang untuk pembebasan lahan. Kalau misalnya persyaratan itu dipenuhi, masalah pembebasan lahan, kepastian hukum dan fleksibilitas tarif akan mampu menarik minat investor. Karena investasi seperti ada gula ada semut. Ketersediaan gula yang cukup akan mampu mendatangkan semut dengan sendirinya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×