Reporter: Ferry Saputra | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mengalihkan fokus investasi ke instrumen deposito sepanjang paruh pertama 2025.
Per Juni 2025, penempatan dana kelolaan di deposito tumbuh paling tinggi dibandingkan instrumen lainnya.
Baca Juga: Pendapatan BPJS Ketenagakerjaan Naik di 2024 tapi Surplus Menyusut
Deputi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan Oni Marbun mengungkapkan, alokasi dana di deposito mencapai Rp 144,55 triliun, melonjak 72,14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Lonjakan ini merupakan bagian dari strategi investasi untuk menjaga keseimbangan antara likuiditas dan hasil imbal," ujar Oni kepada Kontan.co.id, Jumat (1/8/2025).
Selain deposito, pertumbuhan alokasi juga terjadi pada:
- Instrumen penyertaan: tumbuh 5,95% YoY menjadi Rp 590,77 miliar
- Obligasi: naik 5,13% YoY menjadi Rp 592,77 triliun
- Saham: naik 3,87% YoY menjadi Rp 61,71 triliun
Baca Juga: Dana Kelolaan Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 207 Triliun
Sebaliknya, alokasi dana di reksadana justru menurun 2,22% YoY menjadi Rp 35,58 triliun. Investasi di properti juga terkontraksi tipis 0,48% YoY menjadi Rp 2,06 triliun.
Secara keseluruhan, total dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan mencapai Rp 837,26 triliun per Juni 2025, naik 12,2% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 746,22 triliun.
Oni menjelaskan, perubahan alokasi aset sejalan dengan strategi Liability Driven Investing, yakni memastikan ketersediaan dana yang memadai untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan panjang.
"Pengelolaan dilakukan secara aktif dan dinamis sesuai peluang imbal hasil, tanpa mengabaikan prinsip kehati-hatian, likuiditas, dan tata kelola yang baik," pungkasnya.
Selanjutnya: Persiapan 17 Agustus, Ini Kata-Kata untuk Caption dan Link Download HUT ke-80 RI
Menarik Dibaca: Punya Reputasi Buruk, Ketahui Dulu 4 Fakta MSG yang Tak Terduga Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News