kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.866.000   -20.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.535   -35,00   -0,21%
  • IDX 7.059   79,06   1,13%
  • KOMPAS100 1.024   12,18   1,20%
  • LQ45 798   11,34   1,44%
  • ISSI 222   1,58   0,72%
  • IDX30 416   6,84   1,67%
  • IDXHIDIV20 491   8,63   1,79%
  • IDX80 115   1,37   1,20%
  • IDXV30 117   0,85   0,73%
  • IDXQ30 136   2,16   1,62%

Dana pensiun DPLK Manulife melonjak jadi Rp 11 T


Selasa, 30 Agustus 2016 / 10:49 WIB
Dana pensiun DPLK Manulife melonjak jadi Rp 11 T


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (DPLK Manulife) mencatat kenaikan dana kelolaan 18,3%. Pertumbuhan dana kelolaan tertopang kenaikan dana kelolaan program pensiun untuk kompensasi pesangon (PPUKP).

Hingga paruh pertama tahun 2016, dana program pensiun yang dikelola DPLK Manulife tercatat sebesar Rp 11,06 triliun atau tumbuh 18,3% secara year on year (yoy) dari Rp 9,3 triliun.

Chief Employee Benefits and Pension Manulife Indonesia Nur Hasan Kurniawan mengatakan, dari total dana kelolaan pensiun tersebut, sebesar Rp 9,15 triliun diantaranya berasal dari program reguler. "Sementara Rp 1,9 triliun berasal dar program PPUKP," kata dia.

Dana kelolaan program PPUKP naik lebih dari tiga kali lipat dibandingkan tahun lalu. Penggeraknya karena kesadaran berbagai perusahaan yang mulai mengalihkan dana untuk pencadangan pesangon ke DPLK.

Meskipun kondisi ekonomi sempat lesu, namun rupanya minat pelaku usaha mengikuti program PPUKP tetap tinggi. DPLK Manulife terus melakukan sosialisasi ke berbagai kota terkait program tersebut dengan menyasar berbagai sektor seperti keuangan, jasa dan manufaktur.

Saat ini DPLK Manulife memiliki 79.900 peserta dari 316 perusahaan. DPLK Manulfie juga memiliki 1.163 perusahaan yang menjadi mitra. Jumlah ini mencakup 345.920 orang peserta.

Selain program pensiun, Manulife juga mengelola program lain seperti group saving. Per bulan Juni 2016, dana kelolaan yang berasal dari program lain ini mencapai angka Rp 2,3 triliun.

Sementara itu berdasarkan penempatan investasi, keranjang investasi pada instrumen pasar uang masih mendominasi. Tercatat lebih dari separuh dana yang dikelola terparkir pada keranjang tersebut.

Salah satunya disebabkan keinginan peserta dari program PPUKP yang menghendaki investasi seaman mungkin. "Pihak pemberi kerja tentu tidak ingin saat membutuhkan pembayaran pesangon, hasil investasinya sedang turun," ujar Nur Hasan.

Pada program reguler, Nur Hasan menjelaskan, pihaknya terus melakukan edukasi untuk mendorong peserta lebih berani merambah instrumen yang lebih agresif yang berpotensi memberi imbal hasil yang lebih tinggi pula.

Apalagi bunga deposito perbankan kecenderungannya terus menurun dan berdampak  pada minimnya investasi yang diterima peserta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×