kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Danamon akui KUR gerus bisnis mikro DSP


Rabu, 01 Maret 2017 / 19:44 WIB
Danamon akui KUR gerus bisnis mikro DSP


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Bank Danamon Tbk mengakui, adanya kredit usaha rakyat (KUR) menyebabkan tergerusnya pangsa pasar lini bisnis kredit mikro Bank Danamon yaitu Danamon Simpan Pinjam (DSP).

Vera Eve Lim, Direktur Keuangan Bank Danamon mengatakan, pada 2016, bisnis mikro DSP turun 30% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 10,2 triliun. Penurunan ini lebih tinggi dari penurunan bisnis mikro DSP pada 2015 sebesar 23%.

“Pada tahun ini kami perkirakan bisnis mikro masih akan tetap turun,” ujar Vera pada paparan kinerja, Rabu (1/3).

Untuk itu, tahun ini, kata Vera, Danamon akan mereview beberapa cabang bisnis mikro DSP yang kurang produktif. Jika cabang tersebut kurang produktif dan tidak efisien, bank berkode emiten BDMN ini akan melakukan penutupan cabang.

Namun, Vera belum bisa merinci potensi penutupan cabang Bank Danamon pada tahun ini. Sampai saat ini, Danamon tercatat memiliki total 700 cabang DSP.

Selain akan melakukan efisiensi cabang, pada tahun ini, Danamin juga menargetkan untuk memperbaiki kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) kredit mikro DSP. Maklum, tahun 2016, NPL sektor mikro DSP sebesar 10% atau jauh lebih tinggi dari NPL Bank Danamon yang sekitar 3,1%.

Secara umum, tahun ini, bank akan fokus ke pembenahan jaringan, penyaluran dan penagihan kredit dan meningkatkan efisiensi bisnis DSP. Diharapkan dengan beberapa langkah ini, bisnis mikro DSP tidak lagi membebani kinerja Danamon kedepan.

Satinder Pal Singh Ahluwalia, Direktur Bank Danamon mengatakan, turunnya lini bisnis mikro DSP disebabkan kondisi ekonomi yang sedang turun. “Tahun ini dan ke depan, kami akan memperbaiki efisiensi dengan melakukan implementasi digital banking,” ujar Satinder.

Pada 2017, diharapkan cost of credit bisa turun dengan langkah efisiensi yang dilakukan.

Vera mengaku tantangan yang dihadapi DSP ke depan adalah masalah efisiensi. Hal ini karena bisnis mikro membutuhkan biaya operasional yang tidak sedikit. Biaya operasional ini berasal dari biaya gaji dan sewa cabang yang meningkat.

Sng Seow Wah, Direktur Utama Bank Danamon mengatakan, ke depan, bank akan mengurangi porsi bisnis DSP. “Tahun ini dan ke depan kami akan fokus ke beberapa bisnis lain seperti UKM, komersial, korporoasi dan konsumen,” ujar Sng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×